THE MIRACLE OF 100

6 APRIL
Daily Bible Reading: Romans 4, 1Samuel 4-6

 

THE MIRACLE OF 100

 

People may think that Abraham and Sarah were living in impossibilities because of their age and condition. But in the age of 100, Abraham received the biggest miracle in his life because he did not let his faith become weak and weary.

 

Paul wrote about Abraham: “And not being weak in faith, he did not consider his own body, already dead (since he was about a hundred years old), and the deadness of Sarah’s womb. He did not waver at the promise of God through unbelief, but was strengthened in faith, giving glory to God, and being fully convinced that what He had promised He was also able to perform Rm.4:19-21.”

 

Paul encouraged the believers at Rome to not only follow Abraham as the father of circumcision because there is something more important than that: father of faith. We must walk in the steps of the faith of Abraham Rm.4:12. Faith is not idle, faith is not passive, faith must have its step Jam.2:17! Abraham did not consider his own body already dead, Abraham did not give any place for discouraging words in his mind. What kind of impossibilities you may have right now? We must let Holy Spirit to fully convince us that God is more than able to perform His promises.

 

 

MUJIZAT ANGKA 100

 

Orang mungkin berpikir bahwa Abraham dan Sarah hidup di dalam ketidakmungkinan karena usia dan kondisi mereka. Tetapi di usia yang ke-100, Abraham menerima mujizat terbesar dalam hidupnya karena dia tidak membiarkan imannya menjadi lemah dan lelah.

 

Paulus menulis tentang Abraham: “Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira 100 tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan Rm.4:19-21.”

 

Paulus mendorong orang-orang percaya di Roma untuk tidak hanya mengikuti Abraham sebagai bapak orang-orang bersunat saja karena ada sesuatu yang lebih penting dari itu: bapak orang-orang beriman. Kita harus mengikuti langkah jejak iman Abraham Rm.4:12. Iman bukanlah menganggur, iman tidak pasif, iman harus memiliki langkah Yak.2:17! Abraham tidak menganggap tubuhnya sudah mati, Abraham tidak memberikan tempat di dalam pikirannya untuk kata-kata yang melemahkan. Kemustahilan apakah yang Anda miliki saat ini? Mari kita mengizinkan Roh Kudus untuk meyakinkan kita sepenuhnya bahwa Allah lebih dari mampu untuk melaksanakan janji-janji-Nya.

 

Slide6

Tags: ,

Comments are closed.

Comments are closed.