Bukankah Engkaupun Harus Mengasihani

28 JANUARI: Pembacaan Alkitab: Keluaran 19-20 & Matius 18:21-35

 

Memang lebih mudah untuk ‘minta ampun’ daripada ‘mengampuni’. Ketika berbuat suatu kesalahan pada pihak lain maka kita akan berusaha sungguh-sungguh untuk meminta ampun supaya semuanya segera beres & kalau bisa hukumannya pun diringankan. Namun sebaliknya ketika giliran orang lain yang datang untuk memohon maaf ternyata keangkuhan hati dapat memperdaya seseorang sehingga pengampunan itu menjadi begitu sulit untuk diberikan & dilepaskan.

Tuhan Yesus mengajarkan pada Petrus, juga pada semua pengikut-Nya, untuk mengampuni bukan hanya sampai 7 kali dalam sehari melainkan PENGAMPUNAN TANPA BATAS. Tuhan Yesus mengumpamakan pengampunan dengan seorang raja yang telah memberikan pengampunan begitu limpah pada hambanya yang berhutang 10.000 talenta (setara dengan 60.000.000 dinar). Sayangnya hamba yang telah diampuni itu tidak menghargai anugerah pengampunan yang telah diterimanya sehingga hatinya menjadi jahat & tidak mau mengampuni kawannya yang lain, yang HANYA berhutang 100 dinar!

// Raja itu menyuruh memanggil orang itu & berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? (Matius 18:33) //

Pertanyaan sang raja juga berlaku dalam hidup umat Tuhan yang telah menerima pengampunan & belas kasihan begitu limpah dari Allah. Bukankah kita pun harus mengasihani orang lain seperti Tuhan telah mengasihani kita? Sejahat apapun perlakuan orang lain kepada kita ingatlah bahwa itu hanyalah 100 dinar & sangat tidak sebanding dengan pengampunan yang telah kita terima dari Allah sebesar 60.000.000 dinar. Sebab itu mari kita mengampuni lebih limpah lagi & jangan memendam kebencian lebih lama lagi. Ingatlah bahwa Tuhan yang menyuruh kita untuk mengampuni telah LEBIH DULU & LEBIH BANYAK mengampuni kita.

Tags: ,

Comments are closed.

Comments are closed.