REJOICE IN SACRIFICE

12 JULY
Daily Bible Reading: Philippians 2, Psalms 4-6

 

REJOICE IN SACRIFICE

 

Even sacrifice because the name of Jesus will not be painful when we are able to rejoice in the Lord. The tone of the letter to the church in Philippi was full of joy despite the condition of Paul that was very close to death! Paul wrote: “Yes, and if I am being poured out as a drink offering on the sacrifice and service of your faith, I am glad and rejoice with you all. For the same reason you also be glad and rejoice with me Phil.2:17-18.”

 

The persecutions had made Paul like a drink offering, but still Paul chose not to complain. The words that proceed from mouth will be a true evidence if someone still rejoice in the Lord or not. Paul said: “Do all things without complaining and disputing, that you may become blameless and harmless, children of God without fault in the midst of a crooked and perverse generation, among whom you shine as lights in the world Phil.2:14-15.”

 

The same thing also happened to Moses. By faith Moses, when he became of age, refused to be called the son of Pharaoh’s daughter, choosing rather to suffer affliction with the people of God than to enjoy the passing pleasures of sin, esteeming the reproach of Christ greater riches than the treasures in Egypt; for he looked to the reward Heb.11:24-26. The key to keep rejoicing in sacrifice is the eyes that widely opened to the eternal reward. Let’s pray so that we will be able to set our eyes to the eternity.

 

BERSUKACITA DALAM PENGORBANAN

 

Bahkan pengorbanan karena nama Yesus tidak lagi menyakitkan ketika kita dapat bersukacita di dalam Tuhan. Surat Paulus pada jemaat di Filipi bernada penuh dengan sukacita walaupun kondisi Paulus sudah sangat dekat dengan kematian! Paulus menulis: “Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian. Dan kamu juga harus bersukacita demikian dan bersukacitalah dengan aku Flp.2:17-18.”

 

Penganiayaan telah menjadikan Paulus seperti korban curahan, namun demikian Paulus tetap memilih untuk tidak mengeluh. Kata-kata yang keluar dari mulut akan menjadi bukti nyata apakah seseorang masih tetap bersukacita di dalam Tuhan atau tidak. Paulus berkata, “Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia Flp.2:14-15.”

 

Hal yang sama juga terjadi pada Musa. Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah Ibr.11:24-26. Kunci untuk terus bersukacita dalam pengorbanan adalah mata yang terbuka lebar untuk pahala yang kekal. Mari kita berdoa agar kita dapat mengarahkan mata kita menuju kekekalan.

Tags: ,

Comments are closed.

Comments are closed.