Menasehati dengan Kasih, Bukan Memusuhi

26 JULI: Pembacaan Alkitab: Mazmur 40-42 & 2Tesalonika 3

 

Kecenderungan tabiat manusia lama adalah memusuhi orang lain yang tidak sejalan dengan dirinya apalagi kalau orang lain itu melawannya. Sebaliknya, sebagai ciptaan baru dalam Kristus maka karakter kita juga harus diperbaharui jadi seperti Kristus, tidak lagi berusaha menciptakan ataupun memperlama permusuhan tetapi kita harus selalu mengusahakan perdamaian & menyalurkan kasih Kristus! Namun demikian bukan berarti orang beriman harus berkompromi dengan dosa & tidak memiliki sikap yang tegas terhadap pelanggaran rohani. Rasul Paulus mengajarkan jemaat Tesalonika untuk RAJIN berbuat hal yang baik di hadapan Tuhan. Hal yang baik itu ternyata termasuk MENEGUR yang salah bahkan juga mendisiplinkan yang melanggar!

// Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang BAIK (KJV: well doing). Jika ada orang yang tidak mau mendengarkan apa yang kami katakan dalam surat ini, tandailah dia & jangan bergaul dengan dia, supaya ia menjadi malu, tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah dia SEBAGAI SEORANG SAUDARA. (2Tesalonika 3:13-15) //

Firman Tuhan selalu berbicara dengan tegas mengenai pelanggaran rohani. Umat Tuhan tidak pernah diizinkan bergaul & berkecimpung dalam dosa dengan alasan apapun. Paulus mengajarkan jemaat supaya bertindak tegas terhadap saudara seiman yang terbukti mengeraskan hati & tidak mau menuruti prinsip kebenaran Firman Tuhan, bahkan jemaat juga dilarang bergaul dengan orang tersebut sebagai bentuk pendisiplinan rohani terhadap hal salah yang sedang dilakukannya. Namun demikian sikap hati kita harus tetap benar, bukan menganggap musuh melainkan menegur dengan kasih sebagai seorang saudara. Artinya, tidak boleh ada dendam membara & membekas, bahkan harus tetap mendoakan juga mengharapkan pertobatannya, siap untuk menerimanya kembali setelah bertobat tanpa ada permusuhan dalam hati.

Tags: ,

Comments are closed.

Comments are closed.