WHAT IS THE LAW OF SOW AND REAP?

3 JULY
Daily Bible Reading: Galatians 6, Job 25-27

 

WHAT IS THE LAW OF SOW AND REAP?

 

The Lord promised to Noah: “While the earth remains, seedtime and harvest, cold and heat, winter and summer, and day and night shall not cease Gen.8:22.” The seedtime and the harvest will always happen both physically and spiritually.

 

Apostle Paul explained to churches at Galatia: “Do not be deceived, God is not mocked; for whatever a man sows, that he will also reap. For he who sows to his flesh will of the flesh reap corruption, but he who sows to the Spirit will of the Spirit reap everlasting life Gal.6:7-8.” We can decide what kind of harvest we are looking for. The small things that we sow may come back to us in a bigger size. Those who sow the wind will reap the whirlwind Hos.8:7. But those who sow in tears shall reap in joy Psa.126:5.

 

Paul continued: “Let us not grow weary while doing good, for in due season we shall reap if we do not lose heart. Therefore, as we have opportunity, let us do good to all, especially to those who are of the household of faith Gal.6:9-10.” There are two challenges that believers may have when sowing to the Spirit. The first one is faithfulness. Reaping what we sowed will not happen in a short time. Paul encouraged believers to not grow weary and do not lose heart. The second challenge is opportunity. As we have a limited time in this world, we must not waste that precious opportunity. The opportunity is keep running from time to time. We may not meet the same opportunity twice. Let’s use it wise, let’s keep sowing the good seed and be faithful until the end.

 

APAKAH HUKUM TABUR TUAI ITU?

 

Tuhan berjanji kepada Nuh: “Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam Kej.8:22.” Musim menabur dan menuai akan selalu terjadi baik secara jasmani maupun rohani.

 

Rasul Paulus menjelaskan kepada jemaat di Galatia: “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu Gal.6:7-8.” Kita dapat menentukan tuaian seperti apakah yang kita harapkan. Hal-hal kecil yang kita tabur dapat kembali kepada kita dalam ukuran yang lebih besar. Mereka yang menabur angin akan menuai puting beliung Hos.8:7. Tetapi mereka yang menabur dengan mencucurkan air mata akan menuai dengan bersorak sorai Maz.126:5.

 

Paulus melanjutkan: “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman Gal.6:9-10.” Ada dua tantangan yang akan dihadapi orang percaya ketika menabur dalam Roh. Yang pertama adalah kesetiaan. Menuai apa yang kita tabur tidak akan terjadi dalam waktu singkat. Paulus mendorong orang-orang percaya untuk jangan jemu-jemu dan jangan menjadi lemah. Tantangan kedua adalah kesempatan. Karena kita memiliki waktu yang terbatas di dunia ini, kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang berharga. Kesempatan akan terus berjalan dari waktu ke waktu. Kita mungkin tidak dapat menemui kesempatan yang sama dua kali. Mari kita menggunakannya dengan bijaksana, mari kita terus menabur benih yang baik dan tetap setia sampai akhir.

Tags: ,

Comments are closed.

Comments are closed.