22 MEI: Pembacaan Alkitab: 1Tawarikh 16-18 & 2Korintus 9
Komitmen seindah apapun tidak akan berarti apabila tidak pernah dilaksanakan. Sebuah komitmen di hadapan Tuhan akan menjadi berkat besar jika mulai diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Bukan hanya sekedar perkataan yang indah & menjanjikan melainkan juga bukti yang nyata. Kebenaran inilah yang sedang ditegaskan Paulus pada jemaat di Korintus. Setahun sebelumnya mereka telah mengambil komitmen yang luar biasa untuk berpartisipasi aktif dalam pelayanan kasih bagi mereka yang membutuhkan. Bahkan komitmen itu juga menjadi motivasi yang baik & membangun bagi jemaat di daerah lain. Namun rupanya ada kendala di sana sini sehingga pelaksanaannya menjadi terhambat. Dengan penuh kasih & hikmat ilahi Paulus berusaha mengingatkan & menghidupkan kembali komitmen tersebut supaya bukan sekedar janji kosong melainkan menjadi kenyataan yang memberkati.
// Aku telah tahu kerelaan hatimu tentang mana aku megahkan kamu kepada orang-orang Makedonia. Kataku: “Akhaya sudah siap sedia sejak tahun yang lampau.” Dan kegiatanmu telah menjadi perangsang bagi banyak orang. Aku mengutus saudara-saudara itu, agar kemegahan kami dalam hal ini atas kamu jangan ternyata menjadi sia-sia, tetapi supaya kamu benar-benar siap sedia seperti yang telah kukatakan, supaya, apabila orang-orang Makedonia datang bersama-sama dengan aku, jangan mereka mendapati kamu belum siap sedia, sehingga kami — untuk tidak mengatakan kamu — merasa malu atas keyakinan kami itu. (2Korintus 9:2-4) //
Kita semua memang perlu diingatkan & tidak perlu tersinggung apabila ada yang datang dengan tulus hati untuk membantu mengingatkan komitmen yang pernah kita buat. Mungkin itu komitmen untuk bersaat teduh, komitmen untuk melayani, untuk mengampuni, untuk memberi, atau komitmen apapun yang dibuat karena Tuhan & untuk Tuhan. Kerendahan hati akan menyempurnakan tiap komitmen yang pernah & akan kita buat.
Tags: 2cor9, may22