SAND ART

10 NOVEMBER
Daily Bible Reading: John 8:1-29, Jeremiah 48-49

 

SAND ART

 

What believers need to do when people are trying to keep intimidating us? When the scribes and Pharisees came and flooded Jesus with evil intimidations, He gave a very good example about what believers must do. The Bible wrote: This they said, testing Him, that they might have something of which to accuse Him. But Jesus stooped down and wrote on the ground with His finger, as though He did not hear Jn.8:6.

 

Instead of being panic and overwhelmed with the situation, Jesus showed His disciples how they must abide in the peace of God. The condition around us may not permit us to have a break even any single minute, but definitely no problem can define our attitude as the disciple of Jesus, we can choose what attitude we want to have. The problem that brought in the presence of Jesus actually was not only about a woman caught in adultery, but more than that, the real problem is about the sin that attacking all levels of human being Jn.8:7. Jesus did not let the evil overcame Him, instead He let the presence of heaven reign in His life always.

 

The same thing also happened when King Saul was surrounded by evil sayings. The Bible wrote: And Saul also went home to Gibeah; and valiant men went with him, whose hearts God had touched. But some rebels said, “How can this man save us?” So, they despised him, and brought him no presents. But he held his peace 1Sam.10:26-27. Instead of letting ourselves being intimidated, let us learn to hold ourselves in the peace of God. There is not any problem that can not be solved in the peace of God. Even the peace of God produces a very strong message of salvation! Jesus destroyed the sting of sins; the woman, and actually everyone, was sent back to life with a strong message: “Go and sin no more Jn.8:11.”

 

TULISAN DI PASIR

 

Apa yang harus dilakukan orang percaya ketika orang lain mencoba untuk terus mengintimidasi kita? Ketika ahli Taurat dan orang Farisi datang dan membanjiri Yesus dengan intimidasi yang jahat, Dia memberikan teladan yang sangat baik tentang apa yang harus dilakukan orang percaya. Alkitab menulis: Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah seperti tidak mendengarkan mereka Yoh.8:6.

 

Daripada menjadi panik dan dihanyutkan dengan situasi tersebut, Yesus menunjukkan pada para murid bagaimana mereka harus tetap tinggal dalam damai sejahtera Allah. Kondisi di sekeliling kita mungkin saja tidak mengizinkan kita untuk istirahat meskipun hanya sebentar saja, namun demikian sesungguhnya tidak ada masalah yang boleh menentukan sikap kita sebagai murid Yesus, kita dapat memilih sikap seperti apa yang ingin kita miliki. Masalah yang dibawa ke hadapan Yesus sebenarnya bukan hanya tentang perempuan yang kedapatan berbuat zinah, namun lebih dari itu, masalah sebenarnya adalah tentang dosa yang menyerang semua tingkatan manusia Yoh.8:7. Yesus tidak membiarkan kejahatan mengalahkan-Nya, sebaliknya Dia mengizinkan hadirat surga selalu memerintah dalam hidup-Nya.

 

Hal yang sama juga terjadi ketika Raja Saul dikelilingi oleh perkataan yang jahat. Alkitab menulis: Saulpun pulang ke rumahnya, ke Gibea, dan bersama-sama dengan dia ikut pergi orang-orang gagah perkasa yang hatinya telah digerakkan Allah. Tetapi orang-orang dursila berkata: “Masakan orang ini dapat menyelamatkan kita!” Mereka menghina dia dan tidak membawa persembahan kepadanya. Tetapi ia pura-pura tuli 1Sam.10:26-27. Daripada membiarkan diri kita diintimidasi, marilah kita belajar untuk menjaga diri kita dalam damai sejahtera Allah. Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan dalam damai sejahtera Allah. Bahkan damai sejahtera Allah menghasilkan pesan keselamatan yang sangat berkuasa! Yesus menghancurkan sengat dosa; perempuan itu, dan sebenarnya juga semua orang, dihidupkan kembali dengan pesan yang kuat: “Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang Yoh.8:11.”

Tags: ,

Comments are closed.

Comments are closed.