FORGIVE AND FORGET BUT NOT FORSAKE

28 SEPTEMBER
Daily Bible Reading: Philemon 1, Isaiah 5-6

 

FORGIVE AND FORGET BUT NOT FORSAKE

 

The true forgiveness will only happen by the love of Christ that will enable us to forgive and forget any mistakes, but not forsake anyone. Paul wrote: “For perhaps he departed for a while for this purpose, that you might receive him forever, no longer as a slave but more than a slave—a beloved brother, especially to me but how much more to you, both in the flesh and in the Lord Philem.1:15-16.”

 

By the grace of God, Paul met Onesimus inside the prison and then called him as the son that he had begotten while in his chains, who was unprofitable to Philemon, but now is profitable both to Philemon and to Paul Philem.1:10-11. Paul learned that something had happened between Philemon and Onesimus so that they were separated, and Onesimus ended in the prison. But then Paul appealed Philemon to forgive Onesimus, to forget his wrongs, and not to forsake him, instead to receive him forever as a beloved brother.

 

It may not easy for believers to truly forgive someone just like Philemon to forgive and to receive back Onesimus after everything that had happened between them. But the disciples of Christ must be able to do that just only because of the greatest love and forgiveness that we first had received from Jesus Mat.18:32-35! As the true disciples, let us love one another just like what Peter wrote for us: And above all things have fervent love for one another, for “love will cover a multitude of sins 1Pet.4:8.” Whenever we feel difficult to forgive, just remember how great the forgiveness that Jesus had given for us.

 

MENGAMPUNI DAN MELUPAKAN TAPI BUKAN MENINGGALKAN

 

Pengampunan yang sejati hanya akan terjadi melalui kasih Kristus yang memampukan kita untuk mengampuni dan melupakan kesalahan apapun, namun bukan meninggalkan orangnya. Paulus menulis: “Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan Flm.1:15-16.”

 

Oleh anugerah Allah, Paulus bertemu dengan Onesimus di dalam penjara dan kemudian memanggilnya sebagai anak yang didapat selagi di dalam penjara, yang dahulu memang tidak berguna bagi Filemon, tetapi sekarang sangat berguna baik bagi Filemon maupun bagi Paulus Flm.1:10-11. Paulus mengetahui bahwa ada sesuatu yang telah terjadi antara Filemon dan Onesimus sehingga mereka berpisah, dan Onesimus berakhir di penjara. Namun kemudian Paulus memohon pada Filemon untuk mengampuni Onesimus, untuk melupakan kesalahannya, dan untuk tidak meninggalkan dia, sebaliknya untuk menerima dia selama-lamanya sebagai saudara yang kekasih.

 

Memang tidak mudah bagi orang percaya untuk dapat benar-benar mengampuni seseorang seperti Filemon yang harus mengampuni dan menerima kembali Onesimus setelah semua yang telah terjadi di antara mereka. Tetapi para murid Kristus harus dapat melakukan hal itu semata-mata hanya oleh karena kasih dan pengampunan terbesar yang telah kita terima pertama-tama dari Yesus Mat.18:32-35! Sebagai murid sejati, marilah kita saling mengasihi seperti yang Petrus tulis untuk kita: “Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa 1Pet.4:8.” Ketika kita merasa sulit untuk mengampuni, ingatlah betapa besar pengampunan yang telah Yesus berikan untuk kita.

Tags: ,

Comments are closed.

Comments are closed.