Ketika Merasa Sulit untuk Merasakan Sukacita Bapa

6 SEPTEMBER: Pembacaan Alkitab: Mazmur 148-150 & Lukas 15:11-32

 

Meskipun tinggal serumah dengan bapaknya bertahun-tahun ternyata si sulung tidak dapat memahami hati & perasaan bapaknya. Ketika bapaknya merasa sedih atas si bungsu yang tersesat rupanya si sulung juga tidak dapat turut merasakan kesedihannya. Sementara bapaknya menantikan & merindukan si bungsu rupanya tidak demikian dengan si sulung. Bahkan ketika bapaknya kini bersukacita karena si bungsu bertobat, si sulung malah menjadi marah & TIDAK MAU MASUK ke rumah bapaknya!

// Maka marahlah anak sulung itu & ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar & berbicara dengan dia … Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku & segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita & bergembira karena adikmu telah mati & menjadi hidup kembali, ia telah hilang & didapat kembali. (Lukas 15:28,31-32) //

Sebagai anak-anak Allah kita harus selalu belajar mencocokkan hati kita dengan hati Allah. Segala sesuatu yang membuat hati Tuhan sedih tentu juga harus menyedihkan hati kita. Semua yang membuat hati Tuhan bersukacita juga sudah seharusnya menjadi alasan sukacita kita. Ketidakcocokan perasaan hati antara Tuhan dengan umat-Nya akan menjadi pemisah yang terselubung. Selama bertahun-tahun si sulung berada dalam rumah bapaknya namun sesungguhnya hati mereka terpisah begitu jauh. Ketaatan & kerajinannya bekerja selama ini rupanya hanyalah sekedar rutinitas & bukan didasarkan atas cinta pada sang bapak. Tanpa cinta segalanya menjadi berat & tidak lebih dari sekedar paksaan. Bahkan kondisi hati yang seperti itu pada akhirnya akan menjauhkan dirinya sendiri dari kediaman sang bapak.

Tuhan bersedih atas orang-orang yang berdosa & terhilang. Tuhan bersukacita atas pertobatan orang yang jahat. Mari belajar mencocokkan hati dengan Sang Bapa sehingga kita dapat menikmati indahnya hadirat Tuhan dalam kekekalan!

Tags: ,

Comments are closed.

Comments are closed.