SUNDAY, 14 SEPT 2014,
Alkitab mencatat bahwa ribuan tahun yang lalu orang Israel dikeluarkan oleh Tuhan dari perbudakan di negeri Mesir. Catatan itu bukanlah sekedar catatan sejarah melainkan dituliskan bagi kita yang hidup di zaman akhir ini sebagai suatu peringatan 1Kor10:11. Keluarnya orang Israel dari Mesir menjadi suatu prinsip bagi pengikut Kristus untuk memahami alasan mengapa kita ditebus. Seperti bangsa Israel ditebus oleh Tuhan dari perbudakan di Mesir, secara demikianlah kita sebagai pengikut Kristus ditebus oleh Tuhan dari perbudakan iblis! Ditebus berarti dibeli dengan harga lunas, sebab itu hidup kita bukan milik kita lagi melainkan menjadi milik Allah, dan seharusnya kita memuliakan Allah dengan tubuh kita dan dengan roh kita 1Kor6:20.
For you were bought at a price; therefore glorify God in your body and in your spirit,
which are God’s. 1 Corinthians 6:20 NKJV
Saat kita mencermati kembali peristiwa keluarnya orang Israel dari Mesir, maka kita dapat melihat bahwa Tuhan mengeluarkan orang Israel supaya mereka dapat beribadah, tidak hidup di bawah perbudakan, hidup merdeka dan beribadah! Saat Tuhan Yesus datang ke dunia, Alkitab juga mencatat bahwa kedatangan-Nya akan melepaskan kita dari tangan musuh, sehingga kita dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut Luk1:74. Saat orang Israel hendak dikeluarkan dari Mesir, Firaun juga tidak tinggal diam! Dengan berbagai cara Firaun berusaha untuk berkompromi dengan Israel supaya mereka tidak beribadah dengan benar, supaya mereka tidak beribadah sesuai dengan kehendak Tuhan. Dan justru melalui peristiwa inilah kita dapat melihat halangan-halangan yang dipakai iblis untuk menggagalkan seseorang beribadah, dan melalui ini kita juga dapat memperoleh kunci kemenangan supaya kita bisa memakai hidup ini dengan benar, yaitu beribadah kepada Tuhan!
Lalu firman-Nya: “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini.” Keluaran 3:12
ARTI IBADAH BAGI KITA
Sebagai orang yang telah ditebus oleh Kristus, maka sebenarnya ibadah bukan hanya berarti saat-saat di mana kita datang ke gereja ataupun pertemuan-pertemuan ibadah, melainkan lebih daripada itu! Ibadah menyangkut keseluruhan hidup kita, ibadah mencakup hidup kita seutuhnya, karena Tuhan telah membeli kita dengan harga lunas, tunai, sehingga respon pertanggungjawaban kita sebagai orang yang telah ditebus adalah memuliakan Tuhan dengan hidup kita dan dengan roh kita 1Kor6:20. Dalam zaman orang Israel, Tuhan pernah menyatakan bahwa bukanlah persembahan dan korban di atas mezbah yang diutamakan oleh Tuhan, karena sebenarnya bukan di situ letak esensi sebuah ibadah, melainkan justru di dalam kehidupan kita 1Sam15:22, Pkh4:17 ITB. Juga di dalam zaman Hosea, sekali lagi Tuhan menegaskan bahwa Tuhan menginginkan kasih setia dan bukan korban sembelihan, Tuhan menyukai kalau kita memiliki pengenalan akan Allah lebih daripada korban-korban bakaran Hos6:6. Tuhan Yesus juga berkata bahwa yang dikehendaki-Nya adalah belas kasihan dan bukan hanya persembahan Mat9:13, 12:7. Jelas dikatakan di ayat-ayat tersebut bahwa ibadah bukan hanya di saat kita datang ke gereja atau dalam pertemuan ibadah lainnya, melainkan mencakup seluruh hidup kita. Orang yang datang ke gereja belum tentu hidupnya beribadah. Tetapi orang yang memiliki ibadah sejati di dalam hidupnya pasti akan datang ke gereja! Kehadiran di gereja memang tidak bisa dijadikan patokan kerohanian seseorang, namun orang yang rohani pasti akan setia datang ke gereja! Orang yang gemar mempersembahkan hartanya untuk Tuhan belum tentu hidupnya beribadah. Tetapi orang yang memiliki ibadah sejati di dalam hidupnya pasti juga akan memuliakan Tuhan dengan hartanya.
KOMPROMI 1: IBADAH DARI “MESIR”
Saat orang Israel mau dikeluarkan dari Mesir, Firaun tidak melepaskannya begitu saja. Setelah Firaun merasakan hebatnya tulah pertama sampai tulah ketiga, akhirnya Firaun mulai berkompromi dengan orang Israel. Firaun mulai mengizinkan mereka untuk beribadah, namun tidak boleh pergi terlalu jauh, cukup di dalam wilayah Mesir saja Kel8:25-28. Inilah bentuk kompromi yang juga sering dilakukan oleh iblis dalam kehidupan orang beriman. Saat kita mau beribadah berarti kita harus KELUAR dari Mesir, keluar dan memisahkan diri dari perkara-perkara dosa 2Kor6:17, Wah18:4. Ini berarti kita harus mau meninggalkan manusia lama dengan segala keinginannya yang berdosa! Tidak ada seorang pun yang dapat mengabdi kepada dua tuan Mat6:24. Orang yang tidak mau meninggalkan dosanya pasti tidak akan pernah berkenan di hadapan Tuhan. Ibadah yang dilakukan dari “Mesir” berarti tetap memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada iblis untuk terus bekerja di dalam hidup orang itu Ef4:27. Dan orang yang seperti ini berisiko untuk menjadi lebih jahat dan lebih buruk daripada keadannya semula Yoh5:14, Mat12:45. Orang yang tertipu iblis dan melakukan ibadah dari “Mesir” tidak akan pernah mendapatkan kemerdekaan sejati dalam hidupnya karena sebenarnya hidupnya masih ada di dalam perbudakan iblis, seolah-olah iblis memberikan kesempatan sejenak kepada orang itu untuk melakukan ibadah sebagai rutinitas – untuk sedikit memberikan perasaan tenang karena sudah melakukan rutinitas ibadah – namun setelah itu kembali lagi masuk dalam tipuan iblis yang memperhamba hidupnya! Inilah ibadah jalan lebar, artinya ibadah yang dilakukan di dalam jalan lebar. Ibadah yang benr harus dilakukan di jalan sempit, yaitu jalan yang menuju kepada kehidupan Mat7:14. Tipuan kompromi iblis ini juga menyebabkan setiap benih Firman Tuhan yang ditabur dalam ibadah tidak bisa bertumbuh karena iblis telah merampas benih-benih Firman yang ditaburkan di dalam hati orang tersebut Mat13:19, kondisi hatinya seperti tanah pinggir jalan, ramai, penuh dosa, di jalan lebar, karena ibadahnya dilakukan di “Mesir”. Jangan mau terkena tipuan iblis melalui kompromi ini! Setiap pengikut Kristus yang mau beribadah sejati harus membersihkan tangannya, menyucikan hatinya, dan datang mendekat kepada Allah Yak4:8. Dosa bukan untuk disimpan, melainkan untuk diakui di hadapan Tuhan, dibereskan dengan sungguh-sungguh, dan ditinggalkan 1Yoh1:9,orang yang mengakui dosanya dan kemudian meninggalkannya akan disayangi oleh Allah Ams28:13.
KOMPROMI 2: IBADAH SEPARUH RUMAH
Firaun tetap mengeraskan hati dan tidak mau melepaskan orang Israel, akhirnya tulah yang keempat sampai tulah yang ketujuh menghantam seluruh tanah Mesir. Sebelum tulah yang kedelapan datang, akhirnya Firaun mengajukan kompromi berikutnya, yaitu orang Israel diizinkan beribadah keluar dari Mesir, tetapi hanya yang laki-laki saja, sementara perempuan dan anak-anak disuruh tetap tinggal di Mesir Kel10:10-11. Ini bukanlah kehendak Tuhan! Kehendak Tuhan adalah seisi rumah dimenangkan untuk Tuhan, inilah target ilahi yang harus selalu ada di dalam pikiran kita, bukan sekedar ibadah separuh rumah! Kalau toh memang seisi rumah masih belum mau percaya kepada Tuhan maka orang yang sudah dilahirbarukan lebih dulu haruslah tetap menaruh di dalam pikirannya bahwa seisi rumah harus beribadah kepada Tuhan Kis16:31, Yos24:15 dan terus memberitakan kabar keselamatan kepada seisi rumahnya Kis16:32 selama orang itu belum meninggalkan kemah tubuhnya 2Pet1:13 . Ketika seseorang mulai berkompromi dan tidak lagi berusaha untuk memenangkan seisi rumah untuk kemuliaan nama Tuhan maka yang berisiko untuk terjadi adalah orang itu justru ditarik kepada arus jalan lebar, orang itu akan dihanyutkan oleh kebiasaan-kebiasaan yang buruk dari mereka yang belum percaya. Ibadah di hari Minggu pagi jadi terasa berat karena anggota keluarga yang lain justru bertamasya di akhir minggu. Hidup suci jadi terasa berat karena yang lain tetap hidup di dalam dosa. Ibadah separuh rumah adalah kompromi tipu daya iblis. Setiap orang yang sudah dapat membedakan baik dan jahat harus bertanggung jawab atas keselamatannya masing-masing, sebab itu semua harus dibawa kepada Tuhan Yesus, bahkan juga anak-anak! Saat seisi rumah pergi beribadah maka kekuatan rohani akan menjadi berlipat kali ganda Maz133, Mat18:19-20. Saat seisi rumah mendapat taburan Firman Tuhan yang sama maka seisi rumah akan diperkuat dengan kasih karunia ilahi Ibr13:9. Saat seisi rumah memiliki pondasi yang sama di dalam Kristus maka mereka semua akan saling menguatkan satu sama lain Pkh4:10. Ajak seisi rumah untuk beribadah karena itulah kehendak Tuhan, dan ada janji ilahi untuk keselamatan seisi rumah kita. Jangan pernah meremehkan seorang pun dalam seisi rumah kita, bahkan anak-anak juga harus dibawa ibadah dan ditanamkan pentingnya arti ibadah sejak kecil. Jangan meremehkan satu pun anggota keluarga kita, sekalipun yang masih kecil atau yang sudah terbatas, karena selama masih hidup berarti masih ada harapan Pkh9:4A, Tuhan sanggup pakai mereka. Jangan sampai justru melalui anggota keluarga yang kita remehkan malah menjadi kesempatan bagi iblis untuk merobohkan kerohanian seisi rumah kita.
KOMPROMI 3: IBADAH DENGAN TANGAN HAMPA
Kompromi Firaun yang terakhir adalah membiarkan orang Israel beribadah namun dengan tangan hampa. Mereka diizinkan untuk pergi keluar dari Mesir, mereka diizinkan untuk mengajak seluruh anggota keluarga mereka – baik laki, perempuan, yang muda juga yang tua – namun mereka tidak boleh membawa persembahan apapun untuk Tuhan Kel10:24. Inilah bentuk kompromi yang juga gemar dilakukan oleh iblis untuk menipu umat Tuhan, yaitu beribadah dengan tangan hampa. Saat orang Israel menghadap Tuhan ada suatu perintah yang mengatakan bahwa mereka tidak boleh datang dengan tangan hampa, mereka harus memberi yang terbaik dari yang mereka miliki Ulg16:16-17. Sebenarnya Tuhan tidak butuh persembahan kita karena Tuhan adalah Allah semesta alam, Dia yang menciptakan dunia dan alam semesta ini, bahkan hamba Tuhan juga tidak mutlak memerlukan persembahan dari jemaat karena mereka menghambakan diri kepada Tuhan yang jauh lebih sanggup untuk memelihara mereka seperti pemeliharaan Tuhan yang nyata kepada Elia di tepi sungai Kerit 1Raj17:5-6. Pada saat beribadah setiap umat Tuhan diajar untuk memberikan yang terbaik supaya mereka belajar untuk mengakui bahwa setiap berkat yang dimilikinya itu dari Tuhan dan mereka belajar untuk memberikan kepada Tuhan dari apa yang dimilikinya sebagai ucapan syukur, tanda pengakuan, dan wujud perbuatan kasih yang dapat dilakukan untuk Tuhan melalui gereja lokal di mana dia telah ditempatkan Mal3:10. Memberi yang terbaik kepada Tuhan bukan saja terbatas pada uang persembahan yang kita berikan melainkan juga memberi waktu yang terbaik untuk ibadah, perhatian yang terbaik, konsentrasi yang terbaik, mendedikasikan waktu untuk ibadah dan mendengarkan Firman Tuhan, meletakkan saat-saat ibadah sebagai prioritas utama di atas hal-hal lain yang fana adanya. Memberikan perpuluhan bukan hanya dari berkat material yang sudah kita terima dari Tuhan, melainkan juga dari waktu yang kita miliki, suatu harga berharga yang tidak ternilai. Kalau seandainya kita hitung waktu yang kita miliki dalam 1 minggu (168 jam), maka seharusnya 10% dari waktu dalam seminggu (17 jam) kita persembahkan untuk Tuhan, baik untuk saat teduh setiap hari (misal: 7 hari x 1 jam) dan pertemuan-pertemuan ibadah yang ada (10 jam untuk ibadah selama 1 minggu). Tuhan mau supaya kita memberi yang terbaik dari apa yang kita miliki, bukan memberikan sisa-sisa waktu, bukan memberikan sisa tenaga. Ibadah bukan hanya dilakukan kalau kebetuan lagi ada waktu, atau kalau sempat saja, melainkan harus diprioritaskan dan diutamakan! Kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap kekuatan kita, dengan segenap akal budi kita Luk10:27. Datang untuk beribadah berarti mendedikasikan waktu yang terbaik untuk Tuhan, mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk beribadah! Seringkali justru ada orang-orang yang terkena kompromi tipe 3 ini, yaitu datang beribadah namun dengan tangan hampa, asal datang, tidak datang dengan segenap hati, akhirnya orang-orang ini juga pulang dengan tangan hampa. Berkali-kali Tuhan memperingatkan orang Israel supaya mereka jangan sekali-kali datang ke hadirat Tuhan dengan tangan hampa Kel23:15, 34:20, Ula16:16. Justru saat kita memberi yang terbaik maka Tuhan akan semakin memberkati kita Ams11:24-25, saat kita memuliakan Tuhan dengan harta kita maka justru lumbung-lumbung kita semakin diisi penuh oleh Tuhan Ams3:9-10. Tuhan ingin kita memberi dengan pengertian yang benar sehingga kita mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan dengan sukacita, dengan suatu kerelaan 2Kor9:7, baik saat kita mempersembahkan waktu kita, tenaga kita, harta kita, ataupun hal-hal lain yang kita persembahkan kepada Tuhan.
KESIMPULAN
Iblis tidak senang kalau seorang beriman datang beribadah dengan cara yang benar! Iblis selalu berkompromi supaya seseorang beribadah dengan caranya sendiri dan bukan dengan cara Tuhan. Kita harus waspada dengan kompromi iblis! Jangan ibadah di “Mesir”, jangan ibadah di jalan lebar, tinggalkan dosa. Jangan merasa nyaman dengan ibadah separuh keluarga, bawa dan menangkan seisi rumah sesuai dengan kehendak dan janji Tuhan. Jangan ibadah dengan tangan hampa, persiapkan dan bawa yang terbaik untuk Tuhan. Tuhan bukan butuh harta kita, tapi Tuhan mau supaya kita belajar memiliki hati yang mengasihi Tuhan, yaitu hati yang memberi. Dan saat kita beribadah dengan benar, maka Tuhan akan semakin berkenan akan hidup kita. AMIN.