From City to City

Sunday Service (M874) | Mount Zion Church | 23 June 2019 | From City to City | Pentecost Series | Acts 20:22-24

 

Pentakosta yang sejati bukan hanya sekedar perayaan melainkan suatu perjalanan. Dipenuhi dengan Roh Kudus adalah hal yang luar biasa dan harus dilanjutkan dengan dipimpin oleh Roh Kudus, berjalan senantiasa dalam pimpinan Roh Kudus. Firman Tuhan selalu mengajarkan kita untuk berjalan dalam pimpinan Roh Kudus. Yang disebut sebagai putra-putra Allah adalah mereka yang mau berjalan dipimpin Roh Allah Rm.8:14. Rasul Paulus memberikan teladan yang sangat baik melalui perjalanan hidupnya bagaimana caranya berjalan dalam pimpinan Roh Allah.

 

Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku. Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. Kisah Rasul 20:22-24

 

MENJADI TAWANAN ROH KUDUS

 

Istilah yang dipakai oleh rasul Paulus adalah menjadi seperti seorang TAWANAN (NKJV: go bound in the spirit). Istilah yang digunakan Paulus adalah sama seperti seorang suami yang melekat dengan istrinya, menjadi satu, melekat begitu erat (Greek: deō). Hubungan kita dengan Roh Kudus harus begitu dekat dan selalu melekat seperti seorang tawanan yang terus diikat dengan belenggunya, selalu pergi ke mana-mana bersama dengan belenggunya, tidak dapat dilepaskan.

Alkitab mengatakan bahwa tubuh kita dapat menjadi Bait Roh Kudus 1Kor.6:19. Allah memberikan Roh Kudus untuk berdiam di dalam kita, tinggal di dalam kita. Cara kerja Roh Kudus dalam Wasiat Baru berbeda dengan Wasiat Lama. Sebenarnya Roh Kudus bukan sesuatu yang baru muncul dalam Kisah Para Rasul. Pribadi Roh Kudus sudah ada sejak dari mulanya karena Roh Kudus adalah Pribadi Allah sendiri yang tidak ada awal dan tidak ada akhirnya. Peristiwa Pentakosta yang terjadi 2000 tahun lalu dan dicatat dalam Kisah Rasul fatsal 2 adalah suatu tonggak di mana terjadi perubahan besar dalam cara kerja Roh Kudus. Roh Kudus tidak lagi hinggap dan pergi dalam kehidupan orang beriman seperti yang terjadi dalam zaman Wasiat Lama. Kita yang hidup dalam zaman Wasiat Baru mendapat suatu fasilitas luar biasa di mana Roh Kudus dapat tinggal dalam hidup kita.

Contoh dalam Wasiat Lama yang dapat kita amati dengan sangat jelas adalah kehidupan Simson yang jatuh bangun dalam dosa. Kisah hidup Simson dicatat dalam Hakim-hakim fatsal 13-16. Simson mendapat kekuatan yang luar biasa ketika Roh Kudus HINGGAP di atasnya. Roh Tuhan yang penuh kuasa berkuasa sesaat dalam hidup Simson dan dia dimampukan untuk mencabik singa tanpa senjata apapun di tangannya Hak.14:6. Dalam kesempatan yang lain, Roh Tuhan juga berkuasa atas Simson dan dia mengalahkan 30 orang Filistin Hak.14:19. Setiap kali Roh Tuhan berkuasa atas dirinya maka kekuatannya jadi luar biasa, sekalipun hanya seorang diri namun Simson mampu mengalahkan 1000 orang Filistin Hak.15:14-15. Semua perkara ajaib itu terjadi ketika Roh Kudus hinggap atas Simson. Roh Kudus tidak pernah tinggal menetap dalam hidup Simson. Ketika dia tidak dikuasai Roh Tuhan maka yang terjadi adalah perkara dosa muncul dalam hidupnya, Simson menghampiri perempuan sundal Hak.16:1. Istilah yang sering dipakai dalam Wasiat Lama adalah “Roh Tuhan hinggap”, lalu kemudian pergi.

Dalam Wasiat Lama, Roh Kudus tidak dapat tinggal menetap dalam hidup seseorang karena Tuhan Yesus belum menyelesaikan karya penebusan atas dosa manusia. Namun dalam Wasiat Baru, ketika Tuhan berseru di atas kayu salib: SUDAH SELESAI Yoh.19:30, karya penebusan telah diselesaikan oleh Tuhan Yesus, dosa manusia ditebus dan dibayar dengan harga yang sangat mahal, dengan darah yang tidak bercela 1Pet.1:18-19. Karya Kristus inilah yang membuka jalan baru bagi orang beriman untuk menerima karya Roh Kudus yang benar-benar berbeda dari sebelumnya! Tuhan Yesus berkata: “ Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya Yoh.14:16.” Roh Kudus tidak lagi hinggap dan pergi. Tubuh kita telah dibayar lunas, dibayar dengan harga penuh, tubuh kita bukan milik kita sendiri lagi, tubuh kita menjadi Bait Roh Kudus, sehingga Roh Kudus dapat tinggal menetap.

 

Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, –dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! 1Korintus 6:19-20

 

Sebab itu kita harus hidup dengan cara yang sesuai dengan Wasiat Baru dan jangan lagi menggunakan konsep Wasiat Lama. Rasul Paulus mengajarkan supaya kita selalu memiliki hubungan yang intim dengan Roh Kudus. Rasul Paulus dahulu adalah seorang yang sangat jahat, menyiksa jemaat Tuhan, turut bertanggung jawab dalam peristiwa kematian Stefanus yang dirajam batu. Namun ketika Tuhan memanggil dan menjamah hidupnya, Paulus mau taat dan berubah. Paulus dibaptis oleh Ananias, menjadi seorang murid bersama-sama dengan murid lainnya di Damsyik, mulai bersaksi di Damsyik, dibimbing oleh Barnabas dan rasul-rasul lainnya, sampai akhirnya Paulus terus bertumbuh menjadi seorang tawanan Roh. Melalui surat-suratnya, Paulus terus mengajarkan dan menekankan pentingnya hidup di dalam pimpinan Roh Kudus, bukan hanya di saat kita membutuhkan pertolongan melainkan senantiasa menyerahkan diri untuk dipimpin Roh Kudus. Seorang tawanan tidak berkuasa atas dirinya sendiri. Seorang tawanan harus selalu meminta pimpinan dan persetujuan dari orang yang menawannya. Kisah Para Rasul mencatat bagaimana rasul-rasul senantiasa meminta persetujuan Roh Kudus dalam mengambil setiap keputusan Kis.15:28. Seorang tawanan harus mau mengikuti orang yang menawannya. Suatu ketika Paulus memutuskan untuk tidak pergi menuju ke Asia karena Roh Kudus mencegah dan membelokkan mereka ke tanah Filipi Kis.16:6-10. Menjadi seorang tawanan Roh adalah tanda kedewasaan rohani, kondisi rohani yang lebih matang, yang tidak lagi bertindak semaunya sendiri.

 

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki. Yohanes 21:18

 

DIPIMPIN DARI KOTA KE KOTA

 

Sebagai seorang tawanan Roh, rasul Paulus menundukkan dirinya di bawah pimpinan Roh Kudus dan menerima pimpinan dari satu kota menuju ke kota lainnya sampai akhirnya rencana Allah di dalam diri Paulus digenapkan dengan sempurna, mengakhiri pertandingan yang baik, mencapai garis akhir dan memelihara iman 2Tim.4:7. Cara kerja Tuhan adalah  memimpin kita dari kota ke kota, dari peristiwa menuju peristiwa. Tuhan tidak memberikan pimpinan yang menyeluruh dari awal sampai akhir karena kita bukanlah robot. Ada kehendak bebas dalam diri manusia dan justru dengan cara pimpinan seperti inilah kita dapat belajar untuk taat dengan setia dan menundukkan diri dari satu hal ke hal lainnya.

Dalam perjalanan hidupnya, Elia juga dituntun Tuhan dari kota ke kota. Di hari yang terakhir sebelum Elia diangkat ke surga, Tuhan membawa Elia dari satu kota menuju ke kota lainnya. Sekalipun terlihat kurang efektif dan efisien dari segi jarak, namun Elia benar-benar taat bergerak menuju Gilgal, pindah ke Betel, kembali lagi ke Yerikho, lalu menyeberang sungai Yordan 2Raj.2:1-8. Seakan-akan memang Tuhan ingin mengajar kita untuk taat dari kota ke kota, dari peristiwa ke peristiwa. Bangsa Israel juga dituntun dari tempat perhentian ke tempat perhentian. Tuhan hanya memberitahukan bahwa Israel akan keluar dari Mesir dan menuju tanah perjanjian. Namun secara detilnya Tuhan tidak memberitahukannya karena Tuhan ingin melatih umat-Nya untuk berjalan dengan iman, diajari berperang, diajari untuk terbang tinggi bersama dengan Tuhan.

 

Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini. Ulangan 29:29

 

Kita tidak perlu mempertanyakan apa yang belum kita ketahui. Hal-hal yang masih tersembunyi dan belum kita ketahui adalah milik Tuhan. Yang menjadi tugas dan bagian kita adalah melakukan apa yang sudah Tuhan nyatakan bagi kita, menaati apa yang Tuhan tunjukkan pada kita, menjalani dengan sikap hati yang benar. Dalam hidup Paulus, Tuhan hanya menyatakan bahwa Paulus akan dipakai sebagai alat pilihan Tuhan untuk memberitakan nama-Nya kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel Kis.9:15. Namun Tuhan tidak membeberkan apa yang akan dialami oleh Paulus dari waktu ke waktu, dari kota ke kota. Ketika berada di Damsyik, Paulus melakukan apa yang menjadi tugasnya yaitu mendeklarasikan bahwa Tuhan Yesus adalah Putra Allah, Tuhan Yesus adalah Mesias. Tugas itu terus dilakukan sampai akhirnya Paulus harus diungsikan keluar dengan sebuah keranjang Kis.9:19-25. Ketika tiba di Yerusalem, ternyata Paulus malah dijauhi, namun justru di situlah Paulus bertemu dengan Barnabas yang kemudian membimbingnya Kis.9:26-28. Dari situ Paulus pindah lagi ke Kaisarea dan kemudian ke Tarsus. Perjalanan Paulus terus berlanjut dari kota ke kota sampai akhirnya Paulus menuju ke penjara Roma, memberitakan nama Tuhan pada Kaisar Roma dan kemudian mati di sana.

Kunci penting untuk berjalan di dalam pimpinan Roh Kudus adalah ketaatan dan kerendahan hati yang terus berkelanjutan dari waktu ke waktu. Terkadang Tuhan membawa Paulus ke kota yang nyaman, terkadang kota yang penuh aniaya. Terkadang kota yang memiliki respon yang baik, namun juga kadang kota yang penuh penolakan. Apapun kota yang sedang kita kunjungi, mari kita sama-sama saling menguatkan dan mendukung satu sama lain. Ketika tiba di “kota” yang baik, kita harus ingat bahwa tidak selamanya kita akan tinggal di kota tersebut karena rumah kita bukan di situ melainkan di surga. Demikian pula ketika kita tiba di “kota” yang penuh kesulitan, ingatlah bahwa tidak selamanya kita juga berada di sana karena Tuhan akan membawa kita ke kota lainnya yang lebih baik, bahkan kota yang lebih baik, yaitu satu tanah air surgawi Ibr.11:16.

 

CONCLUSION & CHALLENGE

 

What it’s all about?

Umat Tuhan perlu senantiasa belajar untuk berjalan dalam pimpinan Roh Kudus. Rasul Paulus menjelaskan bahwa dipimpin Roh Kudus sama seperti menjadi tawanan Roh Kudus, diikat begitu erat, menjadi satu. Kita harus memiliki sikap seperti seorang tawanan yang tidak lagi pergi menurut kehendak sendiri tetapi menyerahkan tangan untuk diikat dan dibawa sesuai dengan tuntunan Roh Kudus. Pimpinan Roh Kudus akan dinyatakan dari kota ke kota, dari satu peristiwa menuju peristiwa lain, sehingga kita dimampukan untuk belajar taat dan rendah hati secara berkelanjutan.

 

Insights and impressions:

Berjalan dalam pimpinan Roh Kudus adalah hal yang sangat indah dan harus dimiliki secara pribadi. Ada keindahan yang begitu besar, yang tidak dapat diceritakan dan hanya dapat dirasakan oleh orang yang mengalaminya. Ujung dari pimpinan Roh Kudus adalah membawa kita masuk dalam rencana Allah yang mulia di dalam kekekalan.

 

Next steps:

Pentakosta adalah perjalanan dan bukan hanya perayaan. Dalam setiap keputusan yang harus kita ambil saat demi saat, mari belajar untuk menjadikannya sebagai keputusan Roh Kudus dan keputusan kita. Kita harus ingat bahwa tubuh kita adalah Bait Roh Kudus dan hidup kita bukan milik kita sendiri lagi. Apakah kita sekarang berada di kota yang baik ataukah kota yang tidak baik? Mari tetap memandang pada Tuhan dan melakukan sejauh apa yang Tuhan sudah nyatakan pada kita. Mari berdoa supaya rencana Allah di dalam diri kita digenapkan dari saat ke saat. AMIN.


Comments are closed.

Comments are closed.