Mengakhiri Dengan Sempurna

Sunday Service | Mt. Zion Church | 17 Mei 2015 | MENGAKHIRI DENGAN SEMPURNA | Filipi 1:6, 2Timotius 4:7

 

Peristiwa kenaikan Tuhan Yesus yang kita peringati hari Kamis yang lalu adalah suatu teladan nyata yang diberikan oleh Tuhan Yesus bahwa Dia telah mengakhiri tugas-Nya dengan sempurna sebagai Putra Manusia di atas bumi ini. Tuhan Yesus taat sampai mati di atas kayu salib, dibangkitkan, dan naik ke surga untuk memberkati kita Luk24:51 & menjadi Juru Syafaat bagi kita 1Yoh2:1. Seperti Tuhan Yesus yang telah menyelesaikan tugas dengan sempurna, kita pun juga akan dimampukan oleh Tuhan untuk menyelesaikan tugas kita dengan baik bahkan sempurna.

 

Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. Filipi 1:6

 

Awal dari suatu proses adalah hal yang penting. Namun tanpa diakhiri dengan baik maka proses tersebut tidak akan pernah berarti. Sebab itu sebagai murid Kristus kita tidak hanya harus mengucap syukur untuk awal yang baik tetapi kita juga harus terus memperhatikan bagaimana kita hidup supaya kita dapat mengakhiri dengan baik pula.

 

Pada dasarnya, status kita sebagai anak-anak Allah tidak akan pernah berakhir, pengiringan kita kepada Tuhan tidak akan habis, karena itu semua akan terus berlanjut sampai di dalam kekekalan. Namun yang perlu diingat adalah keberadaan kita di atas dunia ini tidaklah kekal. Suatu saat kita akan meninggalkan dunia ini, berpindah dari yang fana menuju yang kekal. Sebab itu kita akan mempelajari bagaimana supaya kita dapat menyelesaikan kehidupan kita yang singkat ini dengan baik sampai pada akhirnya, karena justru kehidupan yang singkat ini akan menentukan apa yang kita peroleh dalam kekekalan.

 

1: IZINKAN ANUGERAH ALLAH TERUS MENGALIR

 

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. 2Timotius 4:7

 

Rasul Paulus memberikan teladan yang luar biasa bagi umat Tuhan. Sekalipun ada begitu penderitaan & rintangan yang dialaminya, namun dia tetap berhasil untuk mengakhiri semuanya dengan baik! Kehidupan yang dijalani Paulus bukanlah kehidupan yang mudah, ada begitu banyak tantangan & pergumulan yang serupa dengan yang kita alami. Namun itu semua bukan alasan untuk gugur di tengah jalan. Beberapa kali rasul Paulus menganalogikan perjalanan kekristenan kita di dunia ini seperti sebuah pertandingan. Ada ‘garis akhir’ yang harus kita gapai, hidup kita bukanlah tanpa tujuan, hidup kita bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani semata. Jangan biarkan iblis membutakan mata rohani sehingga tidak dapat melihat tujuan yang kekal 2Kor4:4!

 

Awal kehidupan Paulus juga bukan suatu awal yang baik. Alkitab mencatat Paulus untuk pertama kalinya sebagai seorang yang terlibat penuh dalam pembunuhan Stefanus Kis7:58 sehingga Paulus sempat merasa dirinya adalah yang PALING HINA dari antara semua rasul karena dia telah menganiaya jemaat Allah 1Kor15:9. Hanya oleh anugerah-Nya maka Paulus dipanggil oleh Tuhan, diberikan kesempatan kedua untuk dapat menjadi alat Tuhan, dan Paulus tidak mau membiarkan kasih karunia itu sia-sia saja. Paulus mengizinkan anugerah Tuhan yang diberikan di atas kayu salib terus mengalir dalam hidupnya dan mengantarnya sampai pada akhirnya 1Kor15:10!

 

Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. 1Korintus 15:10

 

Inilah tanda yang benar dari seorang yang tetap hidup di dalam anugerah Allah! Orang itu akan dimampukan untuk sungguh-sungguh mengikut Tuhan, bahkan bekerja lebih keras lagi karena kasih karunia Allah dalam hidup kita itu DINAMIS! Karena kasih karunia Allah hanya terdapat di tahta-Nya maka kita pun juga harus selalu berada di dekat-Nya, menyerap segala karunia-Nya yang akan menolong kita pada waktunya Ibr4:16. Inilah kunci yang pertama! Keberhasilan kita untuk menyelesaikan BUKAN ditentukan oleh kehebatan kita, melainkan oleh seberapa banyak kita berada di dekat tahta kasih karunia & mengizinkan anugerah Allah itu mengalir. Mungkin kadang kala ada yang gagal & terjatuh, segeralah kembali mendekat kepada tahta kasih karunia Allah.

 

2: MILIKI SIKAP HATI YANG BENAR SEBAGAI HAMBA

 

Seorang baru dapat dikatakan ‘hamba’ kalau ada orang lain yang menjadi ‘tuan’ atas dirinya. Kita pun juga harus menyadari bahwa kita adalah ‘hamba Tuhan’. Istilah ‘hamba Tuhan’ tidak hanya terbatas pada para pelayan Tuhan di gereja. Setiap umat Tuhan harus memiliki hati hamba yang mau taat melakukan perintah Tuhan sampai pada akhirnya. Seorang hamba yang profesional adalah seorang yang mau tetap menjaga hatinya untuk berada pada posisi ‘hati hamba’ dan bukan ‘hati tuan’. Hati hamba adalah sebuah hati yang BERTEKAD KUAT untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik, yang merasa & menyadari bahwa dirinya bukanlah orang hebat dan mereka sedang mengerjakan apa yang memang seharusnya mereka lakukan Luk17:10! Saat hati hamba ini terus terpelihara dalam hidup kita, maka kita akan dimampukan untuk terus melakukan tugas kita sebagai murid Kristus sampai pada akhirnya. Namun ketika seseorang mulai memposisikan dirinya sebagai ‘tuan’ maka orang itu pasti akan berhenti di tengah jalan, gagal menjadi hamba, dan berisiko mendapatkan hukuman yang serius.

 

Di antara 3 hamba yang menerima talenta dari tuannya, 2 di antaranya adalah hamba yang benar-benar memiliki hati hamba. Hamba yang pertama & kedua SEGERA bergerak melakukan perintah tuannya, tanpa berargumen, menyelesaikan dengan rajin sehingga memberikan hasil yang maksimal, yaitu 100% (penerima 5 talenta beroleh laba 5 talenta, dan penerima 2 talenta beroleh laba 2 talenta) Mat25:19-23. Namun hamba yang ketiga ternyata tidak bergerak sama sekali. Mengapa? Karena dia berusaha memposisikan dirinya sebagai tuannya sehingga tidak lagi memiliki hati sebagai hamba. Dia tidak lagi mau bekerja untuk tuannya karena dia malas & jahat Mat25:26.

 

Kehilangan hati hamba adalah masalah yang serius, yang akan menghentikan segala semangat & kesungguhan orang tersebut, yang akan membuat seorang menjadi tidak produktif dan berhenti di tengah jalan, tidak melakukan apa-apa dalam jangka waktu yang lama! Sebab itu, milikilah & peliharalah sikap hati sebagai seorang hamba yang mau taat untuk terus bekerja, maka kita akan dimampukan untuk dapat menyelesaikan sampai akhir dengan baik.

 

3: JANGAN MENGERASKAN HATI DALAM KEKELIRUAN

 

Dalam perjalanan kehidupan kita, masih dimungkinkan untuk terjadi kekeliruan. Saat kita lengah, saat kita membiarkan kedagingan menguasai hidup kita, maka bisa saja kita mengambil suatu keputusan yang salah. Rasul Paulus pun pernah bertengkar hebat dengan Barnabas karena berselisih pendapat mengenai Markus, seorang yang pernah meninggalkan mereka & tidak mau bekerja bersama-sama dengan mereka Kis15:37-39. Namun kesalahan & kekeliruan yang terus dipendam tidak akan dapat membawa kita untuk mengakhiri dengan baik. Kekeliruan harus diakui dengan rendah hati & dibereskan. Tidak perlu malu untuk mengaku salah kalau memang kita pernah melakukannya.

 

Rasul Paulus juga mengakui kekeliruannya. Markus yang sudah terlanjur dianggap tidak baik oleh Paulus ternyata tidak demikian. Paulus salah ketika menghakimi Markus & tidak mau memberikan kesempatan kedua kepadanya. Paulus akhirnya menyadari bahwa Markus telah benar-benar bertobat dan menjadi suatu bagian yang penting dalam pelayanan di masa itu. Dan Paulus juga menyadari bahwa menerima Markus kembali adalah suatu bagian yang penting untuk mengakhiri pertandingan dengan baik. Sebab itu dari dalam penjara Paulus meminta kepada Timotius untuk menjemput Markus dan membawanya kepada Paulus 2Tim4:11.

 

Melakukan suatu kekeliruan memang tidak baik. Namun tetap berkeras hati dalam kekeliruan adalah hal yang lebih parah & fatal. Sebab itu jangan malu untuk mengakui kekeliruan & memperbaikinya, jangan biarkan kekeliruan-kekeliruan yang ada menjadi batu sandungan bagi kita untuk dapat menyelesaikan pertandingan iman dengan baik.

 

KESIMPULAN

 

Tuhan Yesus telah naik ke surga dan menjadi pengantara bagi kita. Sebab itu Tuhan Yesus SANGGUP untuk menyelamatkan kita dengan sempurna. Datanglah mendekat kepada-Nya dan terimalah kasih karunia-Nya Ibr7:25. Hanya oleh anugerah-Nya kita ada sebagaimana kita ada & hanya oleh anugerah-Nya pula kita akan dimampukan untuk menyelesaikan dengan sempurna sampai pada akhirnya. Peliharalah sikap hati sebagai hamba & jangan malas untuk membereskan kekeliruan yang ada, maka kita akan dapat mengakhiri pertandingan dengan baik, mencapai garis akhir, memelihara iman kita, dan menerima MAHKOTA KEBENARAN yang telah disediakan Tuhan 2Tim4:8. AMIN.


Comments are closed.

Comments are closed.