The Days of David

Sunday Service | Mount Zion Church | 24 March 2019 | The Days of David | Ready to Revive Series | Acts 13:22-23

 

Berulang kali kita membaca Tuhan Yesus disebut sebagai Putra Daud. Alkitab mencatat bahwa Daud adalah seorang yang berkenan di hati Tuhan dan melakukan segala kehendak Tuhan dalam zamannya. Kisah hidup Daud bukan hanya mengalahkan Goliat melainkan ada banyak hal lain yang terjadi dalam zamannya, dan semuanya dicatat supaya kita dapat belajar dari hati Daud dan membawa api kegerakan ilahi yang serupa dalam zaman kita. Di akhir hidupnya, Daud bukan hanya dikenal sebagai seorang raja, melainkan juga dikenal sebagai seorang yang diangkat tinggi oleh Tuhan, seorang yang diurapi Allah, juga pemazmur yang disenangi di Israel 2Sam.23:1. Daud memiliki hati yang suka dekat dengan Tuhan, selalu merindukan Tuhan, suka memuji dan menyembah Tuhan, dan inilah yang dicari Tuhan: seorang penyembah yang benar, yang menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran Yoh.4:23-24.

 

Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Kisah Rasul 13:22-23

 

PEMAIN KECAPI YANG DIURAPI TUHAN

 

Sebelum kasus Goliat muncul di Israel, ternyata Alkitab menyebutkan Daud pertama kali sebagai seorang pemain kecapi yang dipenuhi dengan Roh Allah! Saat itu Raja Saul telah memberontak dan menjauh dari Tuhan, Roh Tuhan telah mundur darinya dan dia diganggu roh jahat 1Sam.16:14. Hamba-hamba Saul menyarankan supaya dicari seorang pemain kecapi yang memiliki Roh Allah sehingga Saul dapat merasa nyaman setiap kali roh jahat datang menyerang.

 

Berkatalah Saul kepada hamba-hambanya itu: “Carilah bagiku seorang yang dapat main kecapi dengan baik, dan bawalah dia kepadaku.” Lalu jawab salah seorang hamba itu, katanya: “Sesungguhnya, aku telah melihat salah seorang anak laki-laki Isai, orang Betlehem itu, yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai bicara, elok perawakannya; dan TUHAN menyertai dia.” 1Samuel 16:17-18

 

Alkitab juga mencatat seorang pemain kecapi lain (tidak disebutkan namanya) yang menjadi alat Tuhan untuk membawa kegerakan rohani. Ketika Elisa membutuhkan petunjuk Tuhan untuk raja Yosafat, maka dijemputlah seorang pemetik kecapi yang rupanya memang biasa memuji dan menyembah bersama dengan Elisa. Pada waktu pemetik kecapi itu bermain kecapi, maka kekuasaan Tuhan meliputi Elisa 2Raj.3:15. Kedua contoh ini menunjukkan pada semua orang beriman bagaimana Roh Tuhan dapat bekerja dengan lebih limpah dan maksimal ketika kita memberikan waktu untuk menyembah Tuhan dengan segenap hati kita. Roh Tuhan yang memenuhi hidup kita juga akan dapat dirasakan oleh orang di sekeliling kita, menyalurkan urapan, sukacita, damai sejahtera, bahkan kemerdekaan rohani! Segala kuk dan belenggu akan dapat dihancurkan oleh minyak urapan dari Tuhan Yes.10:27. Pujian dan penyembahan yang benar adalah bagian dari api kegerakan ilahi! Umat Tuhan harus suka memuji dan menyembah Tuhan. Memuji dan menyembah Tuhan adalah tindakan aktif untuk memenuhi hati, pikiran, dan mulut kita dengan pujian pada Tuhan; membangunkan jiwa kita; menguatkan kepercayaan kita pada Tuhan!

 

Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati (NKJV: making melody in your heart to the Lord). Efesus 5:18-19

 

Paulus dan Silas memilih untuk memuji-muji Tuhan dari dalam ruang penjara yang menyeramkan Kis.16:25. Daripada memenuhi mulut dengan keluhan dan perkataan lain yang tidak memiliki nilai kekal, Paulus dan Silas memberikan teladan bagaimana orang beriman harus senantiasa memuji-muji Tuhan. Di malam terakhir sebelum disalibkan, Tuhan Yesus juga memilih untuk menyanyikan nyanyian pujian Mat.26:30. Bahkan di atas salib Tuhan Yesus juga tetap menyanyikan lagu “Rusa di kala fajar” Maz.22:1-2. Lagu pujian yang kita nyanyikan harus cocok dengan kebenaran Firman Tuhan Maz.47:8, yang membangun iman, yang membawa kita untuk makin dekat dengan Tuhan. Gereja mula-mula membedakan pujian menjadi: mazmur (psalms), kidung puji-pujian (hymns), dan nyanyian rohani (spiritual songs). Dalam aplikasi sehari-hari, kita dapat mengisi hati, pikiran, dan mulut kita dengan lagu pujian yang biasa kita nyanyikan di gereja, yaitu lagu-lagu yang sudah diperiksa dan diterima dengan baik oleh persekutuan tubuh Kristus (pimpinan rohani, seksi pujian penyembahan, juga semua anggota gereja). Kita harus membiasakan diri untuk menjadi pemuji dan penyembah yang diurapi Tuhan, sehingga api kegerakan rohani selalu ada dalam hidup kita.

 

BERPERANG DENGAN PUJIAN

 

Penulis mazmur bukan hanya Daud. Daud juga bukan penulis mazmur yang pertama kali. Musa juga menulis mazmur dan dicatat dalam Mazmur 90. Dalam kitab Ulangan, Tuhan juga menyuruh Musa menulis nyanyian dan mengajarkannya pada orang Israel supaya menjadi saksi bagi Tuhan terhadap orang Israel Ula.31:19. Namun ada sesuatu yang berbeda dengan Daud. Hati Daud benar-benar dipenuhi dengan mazmur sehingga Daud selalu menyanyikan pujian untuk segala keadaan yang dihadapinya, bahkan mazmur yang dinyanyikannya juga menjadi mazmur profetik dan menubuatkan hal-hal yang akan datang. 75 fatsal dari kitab Mazmur ditulis oleh Daud. Tidak semua fatsal dalam kitab Mazmur mencatat latar belakang penulisannya namun 13 di antaranya dicatat dengan jelas di awal fatsal sehingga kita dapat mengerti keadaan Daud pada waktu itu. Misalnya: fatsal 3 ditulis ketika dia lari dari Absalom; fatsal 7 adalah nyanyian ratapan Daud karena Kush, orang Benyamin; fatsal 30 ditulis untuk pentahbisan Bait Suci, sekalipun hal itu tidak terjadi dalam zamannya namun Daud telah mempersiapkannya bagi zaman Salomo; fatsal 34 ditulis pada waktu Daud pura-pura tidak waras pikirannya di depan Abimelekh; fatsal 51 ditulis ketika nabi Natan datang untuk menempelak Daud setelah dia berdosa dengan menghampiri Batsyeba; fatsal 52 ditulis ketika Doeg, orang Edom, datang memberitahukan kepada Saul, bahwa Daud telah sampai di rumah Ahimelekh. David’s psalms express a heart devoted to God. His music comforted King Saul, influenced his nation, and continues to change lives today (https://www.gotquestions.org/Psalms-David.html).

Pembaharuan besar yang dikerjakan Daud melalui pujian adalah di saat Daud memiliki kerinduan untuk menjemput tabut Allah dari Kiryat-Yearim 1Taw.13:3-6. Karena Daud lalai mengikuti perintah Tuhan mengenai pengangkutan tabut, terjadilah celaka sehingga Uza disambar oleh Tuhan dan mati. Kegagalan dalam usaha yang pertama tidak membuat Daud menyerah. Daud kembali mengumpulkan orang Israel dan saat itu Daud mengkhususkan hanya orang Lewi untuk mengangkat tabut Tuhan sesuai dengan cara yang diinginkan Tuhan.

 

Diberitahukanlah kepada raja Daud, demikian: “TUHAN memberkati seisi rumah Obed-Edom dan segala yang ada padanya oleh karena tabut Allah itu.” Lalu Daud pergi mengangkut tabut Allah itu dari rumah Obed-Edom ke kota Daud dengan sukacita. Apabila pengangkat-pengangkat tabut TUHAN itu melangkah maju enam langkah, maka ia mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan. Dan Daud menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga; ia berbaju efod dari kain lenan. Daud dan seluruh orang Israel mengangkut tabut TUHAN itu dengan diiringi sorak dan bunyi sangkakala. Ketika tabut TUHAN itu masuk ke kota Daud, maka Mikhal, anak perempuan Saul, menjenguk dari jendela, lalu melihat raja Daud meloncat-loncat serta menari-nari di hadapan TUHAN. Sebab itu ia memandang rendah Daud dalam hatinya. 2Samuel 6:12-16

 

Memindahkan tabut di saat itu bukanlah hal yang mudah, namun Daud memillih untuk bersukacita dan mengerjakannya dengan penuh pujian, bahkan dengan sekuat tenaga! Daud belajar dari kesalahan yang lalu dan kini dia belajar untuk menghargai hadirat Tuhan dengan serius! Daud mengumpulkan segenap Israel ke Yerusalem; Daud mengumpulkan bani Harun dan orang Lewi yang sebelumnya  tidak hadir; imam-imam dipanggil; para penyanyi dan pemusik, juga Daud sendiri bersama para tua-tua Israel dan para pemimpin ikut pergi mengangkut tabut dengan sukacita 1Taw.15:3-25. Terjadi suatu kegerakan yang besar di Israel ketika seluruh bangsa berkumpul bersama-sama untuk memuji Tuhan. Daud mengajarkan pada seluruh orang Israel, juga pada seluruh orang beriman, bagaimana seharusnya kita memuji Tuhan, bagaimana seharusnya kita bersikap di hadapan hadirat Tuhan, juga apa yang seharusnya kita rasakan di hadapan hadirat Tuhan!

Daud memuji-muji Tuhan dan mempersembahkan begitu banyak korban, meloncat-loncat serta menari-nari. Daud memberikan teladan yang luar biasa bagaimana seharusnya kita memuji Tuhan dengan sukacita. Sekalipun posisinya saat itu adalah raja namun Daud merendahkan dirinya serendah-rendahnya di hadapan Tuhan yang adalah Raja segala raja. Usaha Daud menjadi berhasil dan meninggalkan suatu warisan yang sangat penting bagi umat Tuhan sepanjang zaman! Belum pernah dicatat di Alkitab bagaimana seluruh bangsa ikut bernyanyi dan memuji Tuhan, juga belum pernah ada seorang raja yang mau merendahkan diri dengan meloncat dan bersukacita bersama-sama dengan rakyat jelata.

Kuasa puji-pujian begitu nyata untuk menghadapi segala masalah dan problem kehidupan. Seharusnya tidak ada masalah yang terlalu berat untuk membuat kita berhenti bernyanyi. Bahkan justru ketika masalah bertambah kita juga harus menambah puji-pujian pada Tuhan Maz.71:10-15 karena ada kekuatan, kemenangan, jawaban, kemerdekaan, pertolongan, bahkan mujizat dalam puji-pujian. Ketika raja Yosafat berperang menghadapi musuh yang amat besar (bani Moab, bani Amon, dan sepasukan orang Meunim), Tuhan menyuruhnya untuk berperang dengan pujian 2Taw.20:20-30. Kita harus belajar untuk memuji-muji Tuhan dalam segala perkara kehidupan kita. Memuji Tuhan bukan hanya bagian dari ibadah Minggu. Memuji dan menyembah Tuhan harus menjadi bagian dari kehidupan kita. Ada kemenangan besar yang Tuhan sediakan ketika kita mau mulai memenuhi hati, pikiran, dan mulut kita dengan pujian. Jangan memandang rendah pujian dan penyembahan. Jangan dengan sengaja melewatkan pujian karena menempatkannya lebih rendah daripada pemberitaan Firman Tuhan. Kita harus belajar dari Mikhal yang mendapatkan tulah mandul karena memandang rendah Daud yang sedang memuji Tuhan dengan segenap hatinya 2Sam.6:20-23!

 

CONCLUSION & CHALLENGE

 

What it’s all about?

Ada kuasa dalam puji-pujian umat Tuhan. Pujian dan penyembahan adalah deklarasi iman, seruan doa, ucapan syukur, sorak kemenangan, pengharapan, perkataan Firman, bahkan juga menginjak kuasa iblis. Apa yang memenuhi hati akan keluar melalui mulut kita. Hati yang dipenuhi dengan pujian pasti akan mengalir keluar melalui mulut Mat.12:34. Kebangunan rohani diawali dari hati yang suka memuji dan menyembah Tuhan. Kemenangan atas Goliat, merebut Yerusalem, memindahkan tabut, semuanya berawal dari hati yang suka menyembah Tuhan.

 

Insights and impressions:

Hidup kekal di dalam surga juga akan dipenuhi dengan puji-pujian pada Allah. Yohanes melihat 4 makhluk di surga yang tiada henti mempersembahkan puji-pujian, hormat, serta ucapan syukur pada Allah yang duduk di atas tahta Wah.4:9. Bahkan juga 24 tua-tua di surga tersungkur dan melemparkan mahkotanya di hadapan tahta Allah sambil berkata: “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan Wah.4:10-11.” Gaya hidup yang suka memuji dan menyembah Tuhan harus dimulai dari sekarang sejak kita masih ada di atas bumi ini. Mari kita belajar untuk menghargai hadirat Tuhan dengan lebih serius.

 

Next steps:

Memuji dan menyembah Tuhan harus dibiasakan mulai dari sekarang. Ketika pujian mulai dinaikkan dalam ibadah di gereja, mari kita ikut aktif memuji Tuhan bersama, membuka mulut, mengizinkan Roh Kudus menggerakkan tangan dan kaki kita untuk ikut memuji Tuhan karena di mana ada Roh Allah maka di situ ada kemerdekaan 2Kor.3:17. Menghafalkan lagu pujian adalah hal yang sangat membantu dan menolong sehingga kita dapat memuji Tuhan di mana saja. Mari memulainya dari diri kita sendiri dan menularkannya pada orang-orang di sekitar kita. AMIN.


Comments are closed.

Comments are closed.