Walking in The Calling – Eph4:1-3

Sunday Service | Mt. Zion Church | The Highest Calling Series | 14 Jan 2018

 

Allah memanggil setiap umat-Nya untuk suatu tujuan yang mulia dan kekal! Allah menyiapkan rancangan yang mulia bagi anak-anak-Nya Yer29:11. Umat Tuhan harus menyadari panggilan kekal ini supaya hidup kita menjadi lebih terarah, penuh berkat, bahkan bernilai kekal. Menyadari panggilan ilahi akan membuat hidup kita benar-benar berbeda dari orang dunia pada umumnya. Menyadari panggilan ilahi akan membuat hidup kita menjadi luar biasa dan melebihi standar yang ada di dunia ini. Menyadari panggilan ilahi akan memampukan kita untuk berjalan bukan hanya 1 mil melainkan 2 mil! Menyadari panggilan ilahi akan memampukan kita untuk memberikan pipi kiri kepada orang yang menampar pipi kanan kita! Menyadari panggilan ilahi akan membuat kita mampu mengampuni tanpa batas seperti yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Rasul Paulus menuliskan pada jemaat di Efesus supaya mereka menyadari panggilannya lalu menghidupi panggilannya baik-baik.

 

Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: Efesus 4:1-3

 

Sekalipun berada di dalam penjara, rasul Paulus tidak sedikitpun membiarkan cara hidup penjara mempengaruhi hidupnya. Paulus memberikan teladan bagaimana dia tetap menghidupi panggilan ilahi yang telah diterimanya, SEKALIPUN berada dalam kondisi yang sangat tidak ideal di dalam penjara! Paulus sadar bahwa panggilannya secara khusus untuk tubuh Kristus adalah sebagai pemberita Injil, rasul, sekaligus guru 2Tim1:11. Sebab itu meskipun berada di dalam penjara, rasul Paulus tidak pernah berhenti untuk menulis surat karena dia tahu bahwa Roh Kudus sanggup untuk terus berbicara dan memimpinnya menulis surat, sekalipun tangannya terbelenggu! Arus dunia ini kadang bergelora, kadang mengintimidasi, kadang juga membelenggu, namun PANGGILAN ILAHI akan memampukan kita untuk tidak terpengaruh dengan semua bentuk arus dunia tersebut!
Lalu apakah panggilan kita? Tuhan sanggup memberikan panggilan yang spesifik untuk masing-masing orang beriman, namun jangan pernah lupa bahwa Tuhan juga memberikan panggilan yang sama dan tegas pada semua orang beriman, yaitu panggilan untuk menjadi murid-murid Tuhan Yesus Mat28:19. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah Kej1:26-27 dan ditegaskan kembali melalui karya Kristus yang melahirbarukan kita menjadi ciptaan baru 2Kor5:17 sehingga kita dapat bertumbuh sampai pada ukuran yang penuh yaitu Kristus Ef4:13. Sebab itu orang-orang beriman sudah seharusnya memiliki karakter Kristus yang nyata dalam perkataan dan tindakannya sehari-hari. Paulus mengajarkan pada jemaat Efesus untuk hidup SESUAI dengan panggilan yang telah mereka terima dari Tuhan, supaya mereka tidak sampai terjebak dengan rutinitas sehari-hari. Kita perlu waspada dengan gantang – urusan sehari-hari yang terlihat biasa namun rutin dan tidak pernah habis – yang dapat membuat nyala pelita menjadi padam Luk11:33. Saat ini kita akan melihat contoh nyata dari beberapa tokoh Alkitab yang menghidupi panggilan ilahinya dengan baik!

 

1: MENGHIDUPI PANGGILAN – TIDAK BERKOMPROMI DENGAN DOSA

 

Orang yang memiliki panggilan ilahi tidak akan membiarkan dirinya dicemarkan oleh kesukaan dosa yang sesaat! Yusuf, anak Yakub, menyadari bahwa hidupnya adalah berharga dan panggilannya mulia. Sekalipun masih muda, Yusuf tidak mau mencemarkan dirinya dengan kejahatan saudara-saudaranya Kej37:2. Yusuf berani tampil beda karena dia menyadari panggilan yang mulia. Seharusnya 10 kakak Yusuf juga menyadari panggilan yang serupa, namun sayangnya mereka kurang meresponi panggilan tersebut dengan baik! Terlebih lagi setelah mendapatkan mimpi dari Tuhan sebanyak 2 kali (berkas gandum yang tegak berdiri juga matahari, bulan, dan 11 bintang yang sujud menyembah padanya) Kej37:5-11, Yusuf semakin menghargai hidupnya juga panggilannya, dan Yusuf tidak mau mencemarkan dirinya dengan tawaran dan kesempatan dosa dari istri Potifar Kej39:8-9.
Umat Tuhan harus menyadari bahwa ada rencana mulia yang telah Tuhan persiapkan bagi kita. Kita akan memerintah bersama-sama dengan Tuhan, untuk 1000 tahun Wah20:6, bahkan dilanjutkan lagi sampai selama-lamanya Wah22:5. Sebab itu kita harus menghargai dan meresponi panggilan ilahi yang luar biasa dan tidak mencemarkannya dengan tawaran dan kesempatan dosa yang makin limpah di akhir zaman ini. Jangan ada seorangpun yang menjadi “Kristen babi dan anjing” 2Pet2:22 yang terus jatuh bangun dalam dosa! Barang yang kudus dan mutiara tidak akan diberikan pada anjing dan babi Mat7:6. Seperti Yusuf yang tegas menolak dosa, demikian pula kita harus berkata tidak dengan tegas terhadap segala tawaran dosa karena panggilan yang kita miliki adalah mulia dan kekal! Jangan takut dengan intimidasi dunia ini karena yang memanggil kita adalah Tuhan di atas segala tuhan dan Raja di atas segala raja!

 

2: MENGHIDUPI PANGGILAN – BUKAN SEKEDAR PEMBAWA MAKANAN MELAINKAN PEMBAWA NAMA TUHAN

 

Kisah kepahlawanan Daud diawali dengan tugasnya yang sangat sederhana untuk membawakan bekal makanan bagi kakak-kakaknya di medan perang 1Sam17:17-20. Namun kegiatan rutinnya mendadak berubah drastis karena Daud mendengar sesuatu yang mengusik telinganya, juga mengusik panggilannya! Daud menyadari bahwa dia bukan hanya sekedar pembawa makanan ke medan perang melainkan lebih dari itu, dia adalah pembawa nama Tuhan 1Sam17:45! Sekalipun kesibukannya sehari-hari sangat banyak (sebagai gembala domba, mengurus rumah, juga mengirim makanan), namun Daud tetap ingat bahwa panggilannya adalah sebagai umat Tuhan yang sudah seharusnya selalu membawa nama Tuhan di manapun dia berada! Hidup Daud menjadi berkat besar bagi bangsa Israel dan juga dia diberkati Tuhan dengan limpah karena sikapnya yang benar dalam meresponi panggilan Allah!
Beban pekerjaan harian setiap orang tidaklah sama dan pasti jumlahnya tidak sedikit! Memang akan selalu ada pekerjaan yang harus kita selesaikan dan seakan itu semua tidak akan pernah ada habisnya. Namun umat Tuhan yang menyadari panggilan ilahi tidak akan pernah membiarkan gantang menutupi pelitanya, tetapi justru meletakkan pelita di atas kaki dian sehingga menjadi lebih tinggi daripada gantang tersebut dan semua orang dapat melihat cahayanya Luk11:33! Yang menjadi prioritas utama kita haruslah meletakkan pelita di atas kaki dian sehingga urusan gantang dapat dikerjakan dengan lebih baik, bahkan juga lebih efisien dan efektif, karena ada sumber terang yang cukup bahkan limpah! Bukan hanya membawa terang secara jasmani melainkan juga membawa hikmat, pimpinan, sukacita, dan damai sejahtera Yes48:18! Meskipun beban pekerjaan harian kita ada begitu banyak, kita harus tetap ingat bahwa misi utama kita di dunia ini adalah untuk membawa nama Tuhan! Manakala ada “Goliat” yang muncul di tengah urusan kita sehari-hari, jangan cuek dan menghindar, jangan biarkan “Goliat” mengintimidasi iman kita dengan ancamannya, sebaliknya kalahkanlah “Goliat” dengan nama Tuhan yang kita bawa! Sesungguhnya bukan Daud yang berperang melawan Goliat melainkan Tuhan sendiri yang berperang melawan Goliat melalui Daud Kel14:14.

 

Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. 1Samuel 17:45

KESIMPULAN: MERESPONI DENGAN SEGERA

 

Menyadari panggilan kita yang sesungguhnya sebagai umat Tuhan akan mengembalikan bahkan juga memaksimalkan fungsi kita yang sebenarnya sebagai anak-anak Allah! Jangan sampai menjadi orang beriman yang kehilangan fungsi! Terkadang kita bisa lengah dan lalai dengan panggilan kita yang sesungguhnya. Ada begitu banyak kesibukan ataupun masalah yang dapat mengacaukan fokus panggilan kita sebagai umat Tuhan. Roh Kudus akan berusaha untuk mengingatkan kita dengan suara-Nya yang manis dan lembut. Jangan mendukakan Roh Kudus Ef4:30. Yang harus kita lakukan adalah segera meresponi kembali panggilan kita sebagai umat Tuhan dan mengambil langkah komitmen yang tegas. Ketika Elia melemparkan jubah pada Elisa sebagai tanda panggilannya, Elisa berusaha secepat mungkin untuk menyelesaikan urusannya dan kemudian segera kembali pada Elia. Mungkin saja Tuhan juga sudah memberikan panggilan-panggilan yang khusus dan spesifik pada kita, jangan pernah mengabaikan ‘jubah Elia’ yang telah ‘dilemparkan’ pada kita. Mari kita segera meresponi panggilan itu dengan hati dan sikap yang baik, sehingga rencana Allah melalui kita akan dinyatakan lebih limpah lagi. AMIN.

 

Setelah Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yang kedua belas. Ketika Elia lalu dari dekatnya, ia melemparkan jubahnya kepadanya. Lalu Elisa meninggalkan lembu itu dan berlari mengikuti Elia, katanya: “Biarkanlah aku mencium ayahku dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau.” Jawabnya kepadanya: “Baiklah, pulang dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu.” Lalu berbaliklah ia dari pada Elia, ia mengambil pasangan lembu itu, menyembelihnya dan memasak dagingnya dengan bajak lembu itu sebagai kayu api; ia memberikan daging itu kepada orang-orangnya, kemudian makanlah mereka. Sesudah itu bersiaplah ia, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya. 1Raja-raja 19:19-21

 

MP3: http://www.gbsion.org/mp3/2018/20180114MP_WalkInTheCalling.mp3


Comments are closed.

Comments are closed.