Sunday Service (M878) | Mount Zion Church | 11 August 2019 | The Roller Coaster of Joseph’s Life | Joseph Series: Open the Storehouses & Sell the Food | Genesis 41:53-57
Ada begitu banyak hal yang terjadi dalam kehidupan Yusuf. Yusuf melewati masa-masa yang baik, juga ada begitu banyak masa yang sukar. Semuanya itu datang silih berganti dalam kehidupan Yusuf. Sebelum Yusuf dipercaya dengan hal yang begitu besar untuk membuka lumbung-lumbung dan menjual gandum pada bangsa-bangsa, ada pengolahan Tuhan yang begitu menakjubkan dalam kehidupannya. Sekalipun ada banyak orang jahat di sekelilingnya yang berusaha menekan dan menjatuhkan Yusuf, namun ternyata Tuhan sanggup mengangkat Yusuf kembali, bahkan makin lama makin tinggi. Kisah hidup Yusuf dicatat begitu banyak dan lengkap dalam kitab Kejadian (fatsal 37, 39-50; 13 fatsal) untuk menjadi bekal dan teladan bagi umat Tuhan dalam menghadapi liku-liku kehidupan di dunia ini.
Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga.” Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya. Kejadian 50:20-21
RENCANA YANG INDAH & PENCURI YANG JAHAT
Minggu yang lalu kita telah belajar dari teladan komitmen Yusuf yang sangat kokoh untuk hidup dalam kekudusan. Tuhan memberikan rencana yang luar biasa bagi Yusuf, juga bagi semua anak-anak-Nya yang mau hidup di dalam kekudusan. Tuhan akan berlaku setia terhadap orang yang setia, Tuhan akan berlaku suci terhadap orang yang suci Maz.18:26-27 TB. Rancangan yang Tuhan buat atas hidup kita adalah rancangan damai sejahtera bahkan hari depan yang penuh harapan Yer.29:11. Namun yang terjadi dalam kehidupan Yusuf ternyata tidak selalu perkara yang baik. Justru karena perkenanan Tuhan yang limpah dalam kehidupannya maka Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya yang iri hati Kej.37:11. Daniel yang berkomitmen untuk hidup dalam kekudusan juga dibenci oleh begitu banyak orang yang ada dalam lingkup pekerjaannya di istana raja Dan.6:2-6. Iblis selalu ingin merusak rencana Allah dalam kehidupan orang beriman. Iblis adalah pembunuh, pendusta, pencuri Yoh.8:44, 10:10.
Ternyata Tuhan membiarkan Yusuf masuk dalam perangkap saudara-saudaranya yang jahat. Tuhan membiarkan musuh-musuh Daniel berhasil menjebloskannya dalam lubang singa. Tuhan membiarkan Ayub dicobai oleh iblis dan disiksa dengan penderitaan yang begitu hebat. Tuhan membiarkan lalang tumbuh bersama-sama dengan gandum karena ada rencana yang luar biasa di balik itu semua. Tuhan Yesus berkata, “Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai Mat.13:30.” Tetaplah setia untuk tumbuh sebagai gandum, tetaplah setia dan tekun menumbuhkan benih gandum yang telah ditaburkan oleh Tuhan Yesus dalam hidup kita. Kita adalah benih ciptaan yang baru di dalam Kristus Yesus 2Kor.5:17. Waktu penuaian pasti akan tiba dan saat itulah semua akan mendapatkan upahnya: lalang dikumpulkan dan dibakar dalam api sementara orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Allah!
37 Ia menjawab, kata-Nya: “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; 38 ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. 39 Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. 40 Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. 41 Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. 42 Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. 43 Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!” Matius 13:37-43
Kita perlu belajar untuk mengerti ‘pembiaran’ Tuhan. Dia membiarkan sesuatu terjadi dalam hidup kita BUKAN tanpa alasan. Ada karya Tuhan yang ajaib dan luar biasa sedang digenapkan dalam hidup kita melalui segala perkara yang kita alami. Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah Rom.8:28. Ketika hidup kita seakan-akan ‘dijatuhkan’ dari tempat yang tinggi maka kita harus belajar untuk bertanya-tanya dan mengerti apa maksud Tuhan bagi kita. Raja Daud mengajarkan supaya kita rajin untuk memeriksa diri sendiri, menyelidiki dengan sungguh-sungguh kondisi hati kita. Kalau masalah datang karena ada jalan yang serong maka kita harus kembali ke jalan yang benar Maz.139:23-24. Apabila kita mengalami persoalan ketika sedang berada di jalan yang benar maka berarti kita harus belajar untuk hidup dalam ‘pembiaran’ yang sedang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita. Momen ini menjadi waktu-waktu berharga bagi kita untuk bertumbuh ‘bersama’ dengan lalang yang ditaburkan oleh iblis.
Ketika Yusuf dibuang ke dalam sumur kering dan kemudian dijual pada kafilah Ismael, sebenarnya itu semua terjadi atas seizin Tuhan untuk menggenapkan rencana Tuhan yang telah dinyatakan-Nya melalui mimpi pada Yusuf. Yusuf mengalami semua masalah itu bukan karena dia berjalan di jalan yang serong, melainkan justru dia berada di dalam jalan yang benar, berjalan di dalam jalan kekudusan. Tuhan membiarkan segala rencana jahat saudara-saudaranya seakan-akan berhasil dan berjalan baik, namun sebenarnya Tuhan membiarkannya untuk membawa Yusuf masuk dalam rencana Allah yang berikutnya, mempersiapkan jalan untuk menuju ke Mesir, negara yang paling maju dan modern di saat itu. Ketika iblis si pencuri seakan-akan berhasil menyingkirkan Yusuf, sesungguhnya saat itulah rencana besar Allah sedang dimulai dalam kehidupan Yusuf. Yusuf tetap hidup dalam komitmennya untuk hidup kudus. Yusuf tidak jatuh di dalam dosa, Yusuf tetap bereaksi benar. Komitmen hidup di dalam kekudusan sangat penting untuk kita miliki supaya rencana Allah digenapkan dalam hidup kita.
TANTANGAN PENANTIAN
Singkat cerita Yusuf lolos dari sumur kering, menuju ke Mesir, menikmati hidup bebas dan keberhasilan dalam pekerjaan untuk sesaat, namun tidak lama kemudian masuk lagi ke dalam penjara karena komitmennya untuk hidup dalam kesucian. Di akhir kisah ini kita dapat melihat bahwa ternyata Tuhan membiarkan Yusuf masuk dalam penjara untuk membawanya lebih dekat pada rencana Allah, lebih dekat pada istana Firaun! Namun justru dalam penjara itu Yusuf melakukan suatu kekeliruan dan menyebabkan rencana Allah menjadi terhambat. Yusuf menaruh harap pada sang juru minuman dan ternyata Yusuf justru dilupakan oleh manusia, bahkan juga oleh Tuhan!
14 Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini. 15 Sebab aku dicuri diculik begitu saja dari negeri orang Ibrani dan di sinipun aku tidak pernah melakukan apa-apa yang menyebabkan aku layak dimasukkan ke dalam liang tutupan ini.” 23 Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya. Kejadian 40:14-15, 23
Setelah lewat dua tahun lamanya, bermimpilah Firaun, bahwa ia berdiri di tepi sungai Nil. Kejadian 41:1
Yusuf berharap bahwa juru minuman akan menunjukkan rasa terima kasihnya dengan menceritakan kisah Yusuf pada Firaun. Tiga hari setelah Yusuf mengucapkan permohonan itu kepala juru minuman bertemu dengan Firaun dan semuanya terjadi sesuai dengan mimpi yang telah diterangkan oleh Yusuf, namun Yusuf DILUPAKAN! Bahkan Alkitab juga mencatat bagaimana waktu berlalu 2 tahun dan Yusuf tinggal dalam keadaan yang DILUPAKAN!
Kita harus belajar untuk tetap berharap pada Tuhan dan bukan pada manusia. Dalam masa penantian kita selalu menghadapi tantangan yaitu bosan untuk menunggu dan berusaha untuk mencari cara lain dengan kekuatan kita sendiri untuk keluar dari kebosanan dan penantian tersebut. Memang pada akhirnya Yusuf akan bertemu dengan Firaun namun menaruh harap pada juru minuman adalah sesuatu yang sia-sia, keliru, bahkan juga menyakitkan. Firman Tuhan berkata: Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN Yer.17:5! Menaruh harap pada manusia akan mengecewakan bahkan dikutuk oleh Tuhan! Ketika Abram dan Sara berusaha dengan caranya sendiri untuk memperoleh keturunan, maka yang terjadi adalah kekosongan selama 13 tahun. Alkitab mencatat bahwa Abram berumur 86 tahun ketika Hagar melahirkan Ismael dan ayat selanjutnya mencatat: Ketika Abram berumur 99 tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: “Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela Kej17:1.” Tuhan ingin supaya umat-Nya hidup dengan tidak bercela. Berharap pada manusia, berusaha dengan kekuatan diri sendiri, ternyata hanya akan menambah cela dan noda dalam perjalanan iman kita. Ketika Daud bersama dengan pasukannya mengalami masalah dengan tingkah Nabal dan berusaha untuk mencari keadilan dengan kekuatan mereka sendiri, datanglah Abigail dalam pimpinan Tuhan dan berkata: “Oleh sebab itu, tuanku, demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu yang dicegah TUHAN dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan, biarlah menjadi sama seperti Nabal musuhmu dan orang yang bermaksud jahat terhadap tuanku 1Sam25:26!”
Hidup dalam masa penantian adalah ujian waktu yang harus dilewati oleh setiap orang beriman. Kadang kala berkat dan pertolongan Tuhan dinyatakan begitu cepat dalam hidup kita. Petrus yang menanti semalaman dan tidak mendapatkan ikan akhirnya mendapat pertolongan Tuhan keesokan paginya. Tuhan menyuruh Petrus menebarkan jala dan Petrus mendapat sejumlah besar ikan sehingga jala mereka mulai koyak Luk.5:5-6. Namun kadang janji Tuhan yang diberikan pada kita juga membutuhkan waktu yang begitu lama dan tak kunjung datang. Janji Tuhan pada Simeon diberikan dengan suatu keterangan waktu yang sangat unik: “kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan Luk.2:26.” Tuhan tidak pernah berdusta, Dia tidak pernah terlambat, Tuhan pasti akan menggenapkan janji-Nya, Tuhan pasti akan mengangkat kita, kita harus setia untuk menanti di dalam jalan yang benar dan dengan sikap yang benar.
CONCLUSION & CHALLENGE
What it’s all about?
Kita harus belajar untuk menanti karya tangan Tuhan dengan sabar dan dengan sikap yang benar. Komitmen untuk tetap hidup kudus harus tetap kita miliki supaya rencana Tuhan dapat digenapkan seutuhnya dalam hidup kita. Kita juga harus mengerti berbagai macam ‘pembiaran’ yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita. Jangan marah, jangan dendam, miliki pengampunan tanpa batas terhadap orang-orang yang menyakiti kita, miliki reaksi yang benar, karena ternyata Tuhan mengizinkan semuanya itu terjadi untuk membawa kita makin dekat dengan karya-Nya yang luar biasa bagi kita. Selama kita tetap hidup dalam jalan kekudusan, maka damai sejahtera Allah akan kita nikmati, Roh Kudus akan terus menguatkan dan meneguhkan kita.
Insights and impressions:
Kesucian dan kejahatan akan makin meningkat di akhir zaman Wah.22:11. Tuhan memang mengizinkan dan membiarkan keduanya tumbuh bersama sampai waktu penuaian tiba di akhir zaman. Di akhir zaman ini kita akan melihat bagaimana lalang seakan-akan tumbuh makin lebat karena iblis tidak akan pernah berhenti menaburkan benih lalang di atas dunia ini. Sebagai tubuh Kristus, kita harus makin waspada dan saling mengingatkan satu sama lain untuk tetap bertumbuh sebagai gandum.
Next steps:
Tetaplah setia di dalam proses yang sedang Tuhan kerjakan dalam perjalanan iman kita. Ketika kita naik roller coaster maka yang harus kita lakukan adalah tetap duduk, mengenakan sabuk pengaman, dan menikmati perjalanan sampai menuju garis akhir. Ingatlah bahwa semua perjalanan yang berliku-liku ini hanyalah seketika, hanya terjadi di atas dunia ini dan waktu penuaian akan tiba. Di surga tidak ada lagi kejahatan, di surga tidak ada lagi lalang, di surga tidak ada lagi hal-hal yang akan membuat kita jengkel. Mari bersama-sama kita tetap hidup dalam komitmen kekudusan dan mulai menikmati liku-liku perjalanan iman kita masing-masing sambil tetap memiliki respon yang benar, tetap memandang pada kekekalan yang mulia. AMIN.