SUNDAY, 15 FEB 2015,
Ada kasih Allah yang jauh lebih besar daripada kasih yang dapat diberikan oleh siapapun di dunia ini. Tuhan Yesus datang ke dunia sebagai perwujudan kasih Allah akan dunia ini Yoh3:16. Allah adalah kasih 1Yoh4:8. Seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi dapat dirumuskan hanya dengan hukum kasih ilahi Mat22:37-40, Gal5:14. Nubuat akan berakhir, bahasa Roh akan berhenti, pengetahuan akan lenyap, namun kasih tidak berkesudahan 1Kor13:8. Dan di antara iman, pengharapan, dan kasih, yang paling besar di antaranya adalah KASIH 1Kor13:13.
Kasih Allah telah dinyatakan dengan begitu jelas kepada umat-Nya, sebab itu Allah juga ingin supaya kita mengasihi saudara-saudara di sekeliling kita 1Yoh3:16. Kasih Allah adalah kasih yang kekal Yer31:3. Inilah ‘kasih agape’ yang telah diberikan Allah kepada kita. Roh Kudus mencurahkan kasih Allah di dalam hati setiap orang yang percaya Rom5:5. Dan kasih ini bukan hanya untuk dipelajari dan dibicarakan, melainkan untuk kita terima, kita rasakan, kita miliki, dan kita salurkan kepada orang-orang lain yang ada di sekitar kita.
MENERIMA KASIH ILAHI
Hal pertama yang harus dialami setiap orang beriman adalah menerima kasih Allah di dalam hidupnya! Saat seseorang percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai satu-satunya Juru Selamat di dalam hidupnya, maka sebenarnya orang itu menerima kasih Allah yang begitu besar di dalam hidupnya Yoh3:16, kasih Allah yang telah menyelamatkannya dari api kebinasaan, kasih Allah yang memberikan hidup kekal, kasih Allah yang membawanya keluar dari gelap, kasih Allah yang memindahkan kita ke dalam Kerajaan Putra-Nya Kol1:13, kasih Allah yang menerima kita sebagai anak-anak-Nya Yoh1:12 sehingga kita dapat memanggil Dia sebagai Bapa kita, kita diadopsi oleh Allah karena DIA mengasihi kita sepenuhnya, kita diterima sepenuhnya sebagai anak-Nya Rom8:15 (KJV: the Spirit of adoption). Bukankah ini suatu kasih yang LUAR BIASA!
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:16
Inilah mujizat terbesar yang kita dapatkan sebagai umat Tuhan. Kita diterima oleh Allah, kita dikasihi-Nya dan diterima-Nya! Dan di saat setiap anak Tuhan merasakan kasih Allah yang luar biasa ini maka hidupnya pasti akan berubah. Akan ada kasih Allah yang juga mulai mengalir dalam hidupnya. Kasih Allah inilah yang akan memampukan kita untuk mengasihi orang lain, bukan dengan kekuatan dan usaha kita sendiri, melainkan dengan kasih Allah yang melimpah di dalam hidup kita.
VISI KASIH ILAHI
Ada banyak hal yang dianggap oleh dunia ini sebagai kasih, namun sebenarnya hanya ada satu kasih yang sejati, yaitu kasih ilahi. Seringkali kita mendengar bahwa ada tiga macam kasih, yaitu kasih eros, kasih phileo, dan kasih agape. Namun sebenarnya yang diinginkan oleh Allah hanya satu, yaitu kasih agape, inilah kasih ilahi, kasih yang kekal, kasih yang kualitasnya sama dengan apa yang diberikan oleh Allah kepada kita. Ketiga macam kasih itu dapat dibedakan dengan praktis melalui visinya masing-masing.
‘Kasih eros’ sebenarnya bukanlah kasih yang sebenarnya karena ini hanyalah sementara dan tidak lebih dari suatu tindakan yang hanya mencari keuntungan semata tanpa mau dirugikan. Dalam istilah lain ‘kasih eros’ dapat digambarkan sebagai ‘simbiosis parasitisme’, yang satu mencari keuntungan sedangkan yang lain dirugikan, sama seperti cara kerja parasit yang mengambil keuntungan. Dan tipe ini hanya bertahan beberapa saat saja, langsung lenyap ketika tidak ada lagi keuntungan yang bisa diambil.
Alkitab mencatat tentang peristiwa yang dialami oleh Amnon dan Tamar. Saat Amnon merasa ‘jatuh cinta’ sebenarnya bukanlah cinta sejati yang dirasakannya melainkan hawa nafsu belaka. Alkitab mencatat dengan jelas bahwa sebenarnya Amnon sangat tergoda dan ingin melakukan perbuatan dosa dengan Tamar 2Sam13:1-2. Nafsu itu akhirnya terbongkar selubungnya di saat Amnon memperkosa Tamar dan setelah itu timbullah kebencian yang sangat besar pada Amnon terhadap Tamar, bahkan lebih besar benci yang dirasanya daripada cinta yang dirasa sebelumnya 2Sam13:14-15. Karena ‘kasih eros’ ini sama dengan cara kerja iblis yang suka mengambil keuntungan semata maka selalu akan timbul kebencian sebagai akibatnya. Ketika Sikhem dan Dina juga terjatuh dalam hubungan ‘kasih eros’, rupanya sikap Sikhem jauh lebih baik daripada sikap Amnon, namun tetaplah dosa itu mengakibatkan kebinasaan Sikhem, bahkan juga orang-orang sekotanya Kej34:7,26-29.
‘Kasih eros’ tidak akan dapat bertahan lama dan pasti berubah menjadi kebencian dan kebinasaan. Dengan demikian bisa kita katakan bahwa visi kasih eros ini hanyalah mengambil keuntungan tanpa mempedulikan hubungan selanjutnya, suatu visi yang sangat dangkal.
‘Kasih phileo’ atau juga disebut kasih persahabatan juga bukanlah kasih yang sebenarnya karena masih ada syarat dan ketentuan yang berlaku dalam hubungan ini. Kasih ini lebih baik daripada kasih eros dan dapat bertahan lebih lama, namun akan ada suatu kondisi juga yang akan membatasi kualitas kasih phileo. Dalam istilah lain ‘kasih phileo’ ini dapat digambarkan sebagai ‘simbiosis mutualisme’, di mana satu dengan yang lain sama-sama mendapatkan keuntungan bahkan juga mengusahakan keuntungan satu sama lain selama masih ada keuntungan yang dirasa cukup di pihak yang satu juga pihak yang lain. Kasih yang seperti ini akan menjadi rentan dan bahkan bisa berakhir ketika pihak yang satu melakukan kesalahan yang merugikan keduanya, baik secara sengaja ataupun tidak disengaja. Ketika syarat dan ketentuan yang semula menguntungkan keduanya kemudian menjadi tidak lagi terpenuhi, maka hubungan ini juga bisa berakhir.
Alkitab juga memberikan contoh mengenai hal ini dalam peristiwa yang dialami Filemon dan Onesimus. Ketika Filemon mendapati Onesimus sebagai orang yang merugikannya akhirnya Onesimus dimasukkan ke dalam penjara dan berakhirlah hubungan antara Filemon dan Onesimus, sekalipun di saat itu Filemon sudah menjadi seorang beriman Flm1:10, 18. Hubungan antara Filemon dan Onesimus menjadi rentan dan hancur karena Onesimus kedapatan merugikan Filemon. Tipe kasih seperti inilah yang seringkali masih dimiliki oleh seorang beriman, yaitu tipe kasih yang memakai kata kunci ‘kalau’, suatu kasih yang bersyarat, suatu kasih yang tercurah ‘hanya jikalau’ orang lain juga bertindak baik kepada kita. Tuhan Yesus mengatakan bahwa tipe yang seperti ini adalah tipe yang SAMA dengan apa yang dimiliki oleh dunia ini dan tidak ada nilai lebihnya di hadapan Tuhan. Bahkan Tuhan Yesus berkata bahwa pemungut cukai dan orang-orang berdosa pun juga bisa memiliki kasih yang seperti itu, yaitu hanya mengasihi orang lain yang mengasihinya Mat5:46, Luk6:32.
‘Kasih phileo’ juga tidak akan dapat bertahan lama karena kasih ini bersyarat dan memiliki tuntutan. Dengan demikian bisa kita katakan bahwa visi kasih phileo ini hanyalah saling memperoleh keuntungan dan akan terpelihara selama satu dengan yang lain masih merasakan keuntungan, suatu visi yang lebih jauh daripada kasih eros tetapi tetap terbatas adanya.
Lalu seperti apakah yang dikehendaki oleh Tuhan? Tuhan ingin supaya setiap umat-Nya menyalurkan suatu kasih ilahi, yaitu kasih agape. Tidak lagi mengasihi dengan syarat-syarat tertentu, tidak lagi mengasihi hanya karena mengambil keuntungan, tidak lagi mengasihi selama masih bisa disebut kawan, tetapi yang dikehendaki Allah adalah tetap mengasihi sekalipun kita dirugikan dan dimusuhi. Tidak ada istilah lain untuk ‘kasih agape’ ini karena dunia tidak mengenal kasih yang sebesar ini. Dan justru inilah yang sudah diberikan Tuhan kepada kita dan harus kita salurkan kepada orang-orang yang ada di sekitar kita. Kita harus belajar untuk mengasihi pasangan kita dengan kasih agape, mengasihi anak-anak kita dengan kasih agape, mengasihi orang-orang di sekitar kita dengan kasih agape. Kasih yang sama seperti yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Tidak menuntut syarat dan tidak gugur oleh kondisi apapun. Sekalipun mungkin pasangan kita, anak kita, orang tua kita, rekan kita pernah berbuat salah dan merugikan kita, namun kita tetap mau mengampuninya dan mengasihinya kembali seperti Tuhan telah mengampuni dan menerima kita.
Visi kasih agape ini adalah begitu jauh, tidak rentan oleh masalah yang terjadi, karena tidak ada lagi syarat yang dituntut. Walau apapun yang terjadi, kasih agape akan tetap menunjukkan kualitasnya untuk tetap mengasihi. Kasih agape tidak akan berkompromi dengan perkara dosa, dosanya tetap dibenci, tetapi orangnya tetap dikasihi Yud1:23.
KESIMPULAN: DUNIA PERLU KASIH
Firman Tuhan berkata bahwa semakin mendekati penghujung akhir zaman kedurhakaan akan semakin meningkat di mana-mana dan itu akan menyebabkan kasih kebanyakan orang menjadi dingin Mat24:12.
Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan,
maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Matius 24:12
Oleh sebab itu kita harus terus berjalan di dalam pimpinan Roh Kudus sehingga kita senantiasa mendapat curahan kasih ilahi dalam hidup kita. Kasih ilahi yang kita terima itulah yang akan memampukan kita untuk mengasihi orang lain dengan kasih agape. Sekalipun banyak orang yang berpotensi untuk menjengkelkan dan merugikan kita, namun karena kita memiliki kasih agape yang terus diperbaharui maka tidaklah sulit untuk menyalurkan kasih agape yang bervisi kekal itu, karena kasih itu tidak berkesudahan. AMIN.