Sunday Service | Mt. Zion Church | 29 Mar 2015 | MEWASPADAI APSINTUS | Wahyu 8:10-11, Ibrani 12:15
Firman Tuhan mencatat bahwa di akhir zaman akan terjadi wabah kepahitan. Sebuah bintang besar akan jatuh dan menimpa sepertiga dari semua air di atas bumi sehingga banyak orang akan mati karena mengalami kepahitan Why8:10-11. Karena Firman Tuhan telah memperingatkan kita lebih dulu, maka kita harus lebih berhati-hati dan waspada terhadap BAHAYA APSINTUS yang akan mewabah di akhir zaman karena dampaknya dapat menyebabkan BANYAK orang mengalami kematian rohani.
Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit. Wahyu 8:10-11
PAHIT ITU MERUGIKAN
Dalam surat Ibrani, oleh ilham Roh Kudus rasul Paulus menjelaskan dengan detil tentang kepahitan. Kepahitan itu bagaikan akar yang tidak terlihat dari luar namun terus bergerak, terus bertumbuh, dan membawa kerusakan yang sangat besar. Akar pahit itu berpotensi besar untuk menimbulkan kerusuhan dan mencemarkan banyak orang Ibr12:15. Pemazmur juga pernah mengalami kepahitan dan dia menggambarkan kepahitan itu sebagai sesuatu yang ‘menusuk-nusuk’, sangat menyiksa, dan tentunya akan menghambat pertumbuhan rohani Mzm73:21.
Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. Ibrani 12:15
Firman Tuhan menjelaskan ada beberapa hal yang dapat menimbulkan kepahitan. Yang pertama adalah tindasan pekerjaan, tekanan kebutuhan kehidupan, tingginya tuntutan pekerjaan. Ini semua bisa menimbulkan kepahitan dalam diri seseorang. Ketika umat Israel hidup di bawah penindasan Mesir, cara yang dipakai Firaun untuk memahitkan hidup mereka adalah melalui pekerjaan yang berat.
dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu. Keluaran 1:14
Saat seseorang mulai terhimpit dengan tekanan pekerjaan dan tantangan kehidupan yang ada, maka orang tersebut berisiko untuk menjadi pahit. Dan saat hati orang itu akhirnya dipenuhi dengan kepahitan, maka akibatnya adalah hati yang menjadi keras dan tidak lagi mau mendengarkan Firman Tuhan Kel6:8. Itulah yang telah dialami oleh orang Israel pada zaman itu, dan akan terulang lagi di akhir zaman bahkan semakin banyak! Sebab itu umat Tuhan harus waspada dengan tingginya tuntutan pekerjaan yang dialami hari-hari ini, jangan sampai hal itu menyebabkan timbulnya hati yang pahit.
Hal kedua yang dapat menyebabkan kepahitan adalah permasalahan kehidupan, terutama ketika seseorang menghadapi masalah yang tidak kunjung usai, pergumulan yang berlarut-larut. Musa harus menghadapi bangsa Israel yang keras hati dan tegar tengkuk selama berpuluh-puluh tahun. Dan ternyata di suatu titik hal itu memahitkan hati Musa sehingga dia teledor dengan kata-katanya Mzm106:33. Ayub juga pernah mengalami hal yang sama ketika dia harus bergumul dengan apa yang dialaminya Ayb10:1. Kepahitan yang memenuhi hati akan mengalir keluar dalam perkataan-perkataan yang pahit Mat12:34. Kita harus ingat bahwa Tuhan sangat memperhatikan perkataan kita dan setiap perkataan itu harus kita pertanggungjawabkan Mat12:36. Kata-kata kepahitan itu sangat berbahaya karena (1) tidak ada iman di dalamnya dan justru orang itu bisa mengalami sesuai dengan kata-kata pahit yang diucapkannya Bil14:28, (2) menjalar dan dapat mencemarkan orang lain juga 2Tim2:17. Orang yang mengalami kepahitan terhadap Tuhan, terhadap keluarga, terhadap pemimpin, terhadap bangsa dan negara, akan menjalarkan kepahitan itu kepada orang lain yang mendengarnya, terutama kepada anak-anaknya, dan kelak pasti akan menuai buahnya, karena apa yang ditabur seseorang juga akan dituainya Gal6:7-8, Hos8:7, orang tua yang pahit hati akan dapat menuai anak-anak yang juga dipenuhi kepahitan! Kata-kata yang pahit itu juga bahaya karena (3) tajam dan akan menyakiti orang lain Mzm64:4, sehingga orang itu tidak bisa menjadi berkat bagi orang lain melalui perkataannya.
Hal ketiga yang dapat menyebabkan kepahitan adalah adanya dosa-dosa dalam hidup seseorang yang tidak segera dibereskan. Kubangan dosa yang terus disimpan dalam-dalam dan terus dibiarkan akan memahitkan kehidupan umat Tuhan Yer4:18. Dosa-dosa percabulan dan perzinahan juga adalah hal yang dapat membuat kehidupan seseorang menjadi pahit Ams5:4. Ikatan percintaan uang juga dapat membuat hati seseorang menjadi pahit seperti empedu Kis8:20-23. Dan semakin lama dosa itu disimpan maka semakin pahitlah hidup yang akan dijalaninya.
MEMBUANG KEPAHITAN
Kepahitan tidak boleh disimpan! Kepahitan harus dibuang sesegera mungkin Ef4:31. Satu-satunya jalan keluar dalam menghadapi kepahitan adalah DATANG MENDEKAT kepada Kristus Ibr12:15. Jangan pernah menjauh dari kasih karunia Allah supaya tidak sampai timbul akar yang pahit! Ada begitu banyak hal yang berpotensi besar untuk memahitkan hati kita. Namun ketika kita tetap ada di dekat kasih karunia Allah maka aliran kasihnya akan terus menyegarkan hati kita, memuaskan hati kita, dan membaharui kita, sehingga akar pahit tidak sampai muncul dalam hati.
Ketika orang Israel keluar dari Mesir, suatu saat mereka menemui mata air yang pahit. Tentunya mata air yang pahit akan dapat menyebabkan orang yang meminumnya merasa pahit dan kemudian bisa mengalami kerugian. Saat itu Musa berseru pada Tuhan dan Tuhan menunjukkan sepotong kayu untuk dilemparkan kepada air itu. Sungguh ajaib! Air yang tadinya pahit kini berubah menjadi manis Kel15:23-25. Kayu apakah yang harus dilemparkan ke dalam setiap masalah kita? Kayu apakah yang dapat mengubah kepahitan menjadi manis? Hanya ada satu kayu yang dapat melakukan itu, yaitu kayu salib Kristus! Di mana ada Kristus, maka sepahit apa pun kenyataan yang ada di depan kita sanggup Dia ubahkan menjadi manis! Hanya Tuhan yang mampu mengubah ratap kita menjadi tari-tarian. Hanya Tuhan yang mampu membuka kain kabung kita dan mengikat pinggan kita dengan sukacita Mzm30:12. Hanya Tuhan yang mampu mengubah kutuk menjadi berkat Ul23:5, Neh13:2. Sebab itu serahkan segala permasalahan kita kepada Tuhan dan Dia yang akan bertindak Mzm37:5. Mendekatlah dan tetaplah dekat kepada tahta kasih karunia Allah karena di situlah terletak pertolongan kita Ibr4:16. Justru ketika kita mengalami semakin banyak masalah, di saat itulah momen yang tepat untuk semakin mendekat kepada Allah. Tambah jam doa kita, tambah jam saat teduh kita, mulailah beribadah dengan lebih berkualitas, mulailah untuk mengambil komitmen dalam doa puasa.
Jangan biarkan tuntutan pekerjaan memahitkan hidup kita! Lemparkan kayu salib dalam pergumulan pekerjaan kita maka kita akan merasakan yang manis. Jangan biarkan pergumulan yang berlarut-larut memahitkan hati kita! Lemparkan kayu salib dalam pergumulan kronis itu dan terimalah air yang manis. Jangan biarkan dosa terus mengikat hidup kita dan membuat hidup menjadi pahit! Lemparkan kayu salib dalam air yang pahit dan Tuhan akan memerdekakan dari segala ikatan dosa.
KESIMPULAN: JANGAN KELUAR DARI BETLEHEM
Naomi adalah seorang yang pernah mengalami kepahitan luar biasa. Saat itu dia tinggal di sebuah kota kecil, yaitu Betlehem. Dan di kota itu juga terjadi kelaparan Rut1:1. Kesalahan yang dibuat oleh keluarga Naomi adalah keluar dari Betlehem, sehingga Naomi berubah menjadi Mara Rut1:20-22. Jangan meniru teladan Naomi yang meninggalkan Betlehem. Walau sesulit apapun pergumulan yang kita hadapi, tetaplah tinggal di Betlehem. Sekalipun kota Betlehem adalah kota yang kecil dan seakan-akan tidak ada pengharapan, namun tetaplah tinggal di Betlehem. Sekalipun sebagai pengikut Kristus kita dianggap kecil dan diremehkan, tetaplah setia dalam janji iman kita. Sekalipun di Betlehem ada kelaparan, tetaplah tinggal di Betlehem. Sekalipun sebagai pengikut Kristus kita juga mengalami masalah, tetaplah setia dan mendekat kepada Tuhan. Jangan justri mengurangi jam ibadah, jangan justru mengurangi jam saat teduh, jangan justri mengurangi tanggung jawab pelayanan, jangan justru menjauh dari tahta kasih karunia. Tetaplah tinggal di Betlehem, karena di Betlehem ada kasih karunia yang luar biasa, suatu kota kecil yang dikaruniai Allah, suatu kota kecil yang justru melahirkan Tuhan Yesus Mi5:1, Mat2:1. Apapun yang terjadi, jangan keluar dari Betlehem, tetaplah berada dekat dalam tahta kasih karunia Allah. AMIN.